Padang, Aktual.com — Pengrajin Batik ‘Tanah Liek’ atau tanah liat mendorong belajar membatik bagi siswa menjadi salah satu ekstrakulikuler wajib di seluruh sekolah Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.
“Ini upaya untuk mengenalkan warisan budaya itu sendiri kepada siswa,” demikian kata pengrajin Batik Tanah, Liek Eni, di Pulau Punjung, Rabu (30/12).
Menurut dia batik tanah liek adalah salah satu warisan budaya Dharmasraya yang saat ini sudah mulai terlupakan oleh masyarakat.
Untuk itu, lanjut ia, mengenalkan cara membatik kepada siwa mulai saat ini merupakan satu langkah kongkret dalam upaya mempertahankan budaya tersebut di masa akan datang.
“Kalau tidak generasi muda, siapa lagi. Kalau tidak sekarang, kapan lagi,” tegasnya.
Dia mengharapkan, pemerintah daerah setempat bersama Legislator untuk dapat mengkaji regulasi agar ekstrakulikuler membatik menjadi bagaian wajib dari sekolah.
Selain itu, pemerintah juga harus mendukung kegiatan membatik di beberapa sekolah yang sudah menjadikan membatik sebagai satu kegiatan ekstrakulikuler wajib.
Seperti, lanjut ia, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Koto Baru dan Sekolah Lanjutan Tingkat Perata (SLTA) 1 Sitiung.
“Saya yang menjadi pelatih di dua sekolah tersebut, saya berharap dukungan dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang masih kurang,” tegasnya.
Sebelumnnya, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Koto Baru Dharmasraya meminta pemerintah setempat agar mendukung kegiatan ekstrakulikuler membatik ‘tanah liek’ untuk siswa.
“Setidaknya kami lebih diperhatikan, karena setahun ektrakulikuler ini berjalan pemerintah terkesan diam,” kata Humas MTsN Koto Baru, Zainal Efendi.
Menurut dia, ketika ekstrakulikuler membatik ini dilengkapi dengan fasilitas yang memadai tentu karya yang dihasilkan siswa juga akan lebih baik.
“Sekarang seadaanya, akan tetapi kekurangan ini tidak mengurangi semangat siswa untuk berkarya,” ujar ia menutup pembicaraan.
Artikel ini ditulis oleh: