Jakarta, aktual.com – Setiap tahun sejak 1992, bidan, perempuan, remaja perempuan, mitra, dan pendukung bidan di seluruh dunia merayakan rekognisi atas kontribusi dan karya bidan pada 5 Mei. Tahun ini, tema yang diangkat adalah Bidan sebagai pembela hak asasi perempuan.

Ikatan Bidan Indonesia (IBI) didukung oleh UNFPA Indonesia dan Global Affairs Canada, menyelenggarakan seminar dalam rangka memperingati Hari Bidan Internasional 2019 di Jakarta.

Bidan sebagai tenaga kesehatan strategis, berada pada garis terdepan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Bidan telah berperan besar terhadap penyelenggaraan layanan kesehatan terutama untuk kesehatan reproduksi perempuan dan kesehatan seksual, termasuk di masa pasca bencana.

Namun ada data yang menunjukkan bahwa upaya peningkatan masih dibutuhkan untuk menjawab kebutuhan akan layanan kesehatan reproduksi perempuan dan kesehatan seksual yang komprehensif untuk pemenuhan hak asasi, khususnya bagi perempuan, bayi, balita, dan remaja.

IBI memiliki anggota sebanyak 324.515 bidan yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia. Bidan adalah mitra kesehatan keluarga dan masyakarat, khususnya untuk kesehatan ibu dan bayi. Hal ini sejalan dengan filosofi bidan sebagai mitra perempuan, memenuhi hak perempuan dalam kondisi apapun.

Bidan juga merupakan penyediaan layanan Keluarga Berencana (KB), layanan kesehatan anak balita serta berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan. Mereka berperan sebagai penyedia layanan kesehatan, pendidik, penggerak peran serta masyarakat, pemberdayaan perempuan dan pelibatan masyarakat untuk kesehatan, serta sebagai pembuat keputusan.

Adapun, 85% pemeriksaan kehamilan, 62,7% persalinan, 54,6% pelayanan KB, dilakukan oleh bidan (Riskesdas, 2018). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas perempuan di Indonesia memilih bidan sebagai tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan hak-haknya. Diperkuat dengan lahirnya UU No.4 Tahun 2019 tentang Kebidanan yang memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dan bidan sebagai pemberi maupun penerima layanan kebidanan.

Data SDKI 2017, menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi baru lahir (AKB) di Indonesia masih tinggi (SDKI 2017).

“Seyogyanya kematian ibu maupun bayi baru lahir dapat dihindarkan lewat tersedianya layanan kesehatan yang bermutu dan mudah dijangkau, dalam hal ini tersedianya bidan berkompeten di tengah masyarakat, mudah diakses, dan didukung dengan fasilitas yang memadai. Bidan memiliki peran penting untuk menurunkan AKI dan AKB,” kata Emi Nurjasmi Ketua Umum IBI Pusat di acara seminar Hari Bidan Sedunia 2019 bertema “Perempuan dan Remaja perempuan Berhak atas Akses Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi”, ditulis Jumat (10/5).

Selain itu, 1 dari 10 perempuan tidak terpenuhi kebutuhan ber-KB-nya (SDKI 2017) dan hal ini sesungguhnya dapat dijawab oleh ketersediaan tenaga bidan yang terlatih dalam memberikan layanan kontrasepsi, di samping dukungan ketersediaan alat kontrasepsi.

“Perbaikan layanan kesehatan dapat dicapai dengan peningkatan kapasitas bidan untuk memberikan layanan kesehatan yang bermutu; penguatan mekanisme rujukan dan pembiayaannya; insentif yang memadai bagi bidan untuk penjangkauan layanan ke seluruh wilayah di Indonesia, serta berbagai kesempatan untuk perkembangan karir bidan,” jelas Mr. Najib Assifi, Kepala Perwakilan UNFPA (ad interim).

Pengalaman di pasca bencana di pasca bencana dan krisis kesehatan, bidan segera dikerahkan untuk tersedianya akses cepat layanan kesehatan reproduksi yang menyelamatkan jiwa, khususnya bagi para perempuan hamil, melahirkan dan bayi baru lahir yang terdampak bencana.

Pelayanan bidan terlatih melalui 15 tenda atau klinik Kespro yang dikelola oleh Subklaster Kespro di bawah Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan dengan dukungan UNFPA, DFAT dan Americares dapat melayani 4.650 pemeriksaan kehamilan, 379 kelahiran dan 1,656 layanan KB selama periode Oktober 2018 – Maret 2019.

“Dengan segala keterbatasan di pasca bencana, pelayanan bidan terlatih di tenda/klinik Kespro berhasil mencegah terjadinya kematian ibu di semua area yang dilayani oleh setiap tenda/klinik Kespro di 3 Kabupaten/Kota terdampak gempa, liquefaksi dan tsunami pada tanggal 28 Okt.2018 di Sulawesi Tengah,” papar Mr. Najib Assifi.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin