Jakarta, Aktual.com – Mundurnya Agung Andhi Nirwanto, dari kursi Wakil Jaksa Agung memberikan sinyal buruk kepemimpinan Muhammad Prasetyo selaku pimpinan. Bahkan, hengkangnya Andhi juga sebagai peringatan untuk Presiden Joko Widodo agar mengevaluasi kinerja Prasetyo.
Begitu yang disampaikan Guru Besar Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI), Muchtar Pakpahan saat diminta menanggapi pengunduran diri Andhi.
“Ini merupakan pesan kepada Presiden Jokowi dan juga sebagai sinyal bahwa sudah lampu merah dalam penegakan hukum di Kejaksaan Agung,” kata Muchtar di Jakarta, Sabtu (30/1).
Ia pun menilai, mundurnya Andhi lantaran sudah muak dengan ‘gaya’ Prasetyo yang menimbulkan konflik kepentingan di internal ‘gedung bundar’. Oleh karena itu, dia meminta Jokowi untuk segera mencopot Prasetyo.
“Wakil Jaksa Agung itu orang profesional, dia tidak ingin terjadi tabrakan hukum karena kepentingan politik. Oleh karena itu, Jaksa Agung harus segara diganti,” ucapnya.
Muchtar juga meyakini jika Kejagung di bawah naungan Prasetyo hanya digunakan sebagai ‘alat’ untuk kepentingan politik. Hal itu oleh dia justru dianggap sebagai pengkhianatan terhadap Nawacita Jokowi.
“Pasti dia tidak adil, karena dia (Presetyo) memiliki kepentingan dari orang-orang politik. Baik yang terlapor, tersangka maupun terdakwa. Padahal salah satu Nawacita Presiden itu kan soal penegakan hukum,” pungkasnya.
Diketahui, Andhi resmi mengundurkan diri sebagai Wakil Jaksa Agung pada Jumat (29/1). Padahal, masa jabatan Andhi sebagai Jaksa Struktural baru akan habis pada 31 Januari 2016.
Artikel ini ditulis oleh: