Buenos Aires, Aktual.com – Para pengungsi kembali akan mengambil bagian dalam Olimpiade 2020 Tokyo setelah Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Selasa memutuskan akan membentuk Tim Pengungsi untuk kedua kalinya berturut-turut.

Presiden IOC Thomas Bach meminta anggota badan Olimpiade pada pertemuan di Buenos Aires agar mendukung pembentukan Tim Pengungsi, seperti yang pernah dilakukan di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Para anggota menanggapi usulan tersebut dengan bertepuk tangan.

“Jadi, Anda telah membentuk Tim Olimpiade pengungsi, Tokyo 2020,” kata Bach.

Pria berkebangsaan Jerman itu mengatakan, IOC telah mengidentifikasi lebih dari 50 atlet pengungsi dan perlu untuk menjaga dunia agar sadar akan penderitaan puluhan juta pengungsi di seluruh dunia.

“Ada satu alasan yang tidak menguntungkan untuk pembentukan tim ini,” Bach mengatakan pada konferensi pers.

“Ini adalah fakta bahwa alasan kami menciptakan tim untuk pertama kalinya. Kami memiliki 68,5 juta pengungsi di dunia ini,” katanya.

“Melalui olah raga kami ingin memberikan kontribusi untuk membuat dunia sadar akan masalah ini dan tantangan ini dan itu tidak hilang dari hati nurani dunia, dan mengirimkan sinyal harapan lain kepada para pengungsi ini,” katanya menambahkan.

Belum ada rincian tentang besarnya atau susunan kontingen, tetapi Bach mengatakan bahwa jumlah atlet potensial bisa bertambah banyak.

“Terakhir kali (di Rio) kami berada di bawah tekanan waktu yang sangat tinggi. Sekarang kami memiliki dua tahun. Kami sudah mengambil tindakan untuk antisipasi … dan kami memiliki banyak atlet yang sudah siap.” “Sekarang kami mempunyai 51 atau 52 atlet pengungsi yang sudah kami identifikasi,” “kata Bach.

“Jumlah kontingen masih bisa bertambah di ajang Tokyo 2020. Terlalu dini untuk mengatakan berapa banyak yang akan berhasil,” katanya.

IOC membentuk Tim Pengungsi untuk pertama kali di Olimpiade Rio 2016 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan isu tersebut.

Kontingen dengan sepuluh atlet yang berasal dari Suriah, Kongo, Ethiopia dan Sudan Selatan menarik perhatian dunia saat berbaris di upacara pembukaan di stadion Olimpiade.

Para atlet pengungsi tersebut ikut berkompetisi di cabang olahraga atletik, renang dan judo.

IOC terus mendukung para atlet pengungsi tersebut dan beberapa di antara mereka ikut menghadiri pertemuan IOC di Buenos Aires.

IOC mengatakan tahun lalu bahwa mereka mempertimbangkan untuk membentuk tim seperti itu lagi untuk Olimpiade Tokyo dan terus mendukung para atlet yang ambil bagian di Olimpiade Rio 2016.

“Saya senang bahwa tradisi ini akan berlanjut di Tokyo,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk pengungsi Filippo Grandi dalam sebuah pernyataannya.

“Memberikan orang-orang muda yang luar biasa ini kesempatan untuk bersaing di tingkat paling tinggi adalah hal yang mengagumkan,” katanya menambahkan.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan