“Keyakinan masyarakat dan orang tua kita dulu jika sudah terjadi gempa bumi dan hujan turun maka kondisinya sudah membaik karena Allah sudah menyucikan bumi,” katanya.
Sejak terjadi hujan itu, pemerintah kota juga telah menyarankan agar masyarakat kembali ke rumah, namun tetap waspada karena daerah Nusa Tenggara Barat masuk dalam cincin gempa bumi yang ada di Indonesia. Semuanya harus berada pada posisi siaga terhadap potensi-potensi kebencanaan.
Kendati titik pengungsian sudah mulai sepi, lanjutnya, pemerintah tetap memberikan perhatian kepada masyarakat, termasuk juga untuk pengungsi yang masih bertahan di areal pengungsian yang tersebar pada ratusan titik dienam kecamatan.
“Perlu diketahui, bahwa selain pengungsi insidentil kita juga punya pengungsi tetap di beberapa lingkungan antara lain di Bertais, Tegal dan Pengempel, karena kondisi rumah mereka rusak berat dan tidak bisa ditempati, sehingga perlu penangan khusus,” ujarnya.
Berdasarkan data terakhir terhadap jumlah pengungsi di Kota Mataram akibat gempa bumi tercatat sebanyak 93.073 jiwa tersebar pada 977 titik pengungsian di enam kecamatan. (Wisnu/Ant)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara