Sumarju menjelaskan bahwa agar prosesnya berlangsung tertib dan teratur, pembagian makanan dan barang kebutuhan lain untuk pengungsi dilakukan berdasarkan sistem antrean dan kelompok sesuai daerah asal.
“Agar tidak ada penumpukan warga dan desak-desakan mengantre untuk mengambil jatah makan atau kebutuhan lainnya,” kata dia.
Menurut dia, jumlah warga terdampak tsunami yang mengungsi di Kantor Gubernur Lampung hingga Minggu (23/12) malam mencapai 2.500 orang.
Kebanyakan warga, menurut dia, memilih mengungsi karena khawatir air laut naik lagi dan menerjang permukiman mereka.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid