“Terus-terang, langkah cepat itu juga bukan langkah yang mudah karena ada ribuan penduduk dari puluhan desa dan juga ada ribuan ternak yang harus dipindahkan dengan radius terjauh adalah 12 kilometer dari puncak gunung itu,” katanya.
Peneliti lulusan UGM Yogyakarta itu menjelaskan pemerintah harus berkejaran dengan waktu, meski masalah pasca-pengungsian juga bukan perkara yang mudah. “Itu karena lama waktu pengungsian juga belum pasti, sebab letusan itu juga ada yang bertahun-tahun. Letusan itu ada yang membumbung ke atas dan ada pula letusan yang meleleh, namun keduanya juga sama-sama bisa cepat dan sama-sama bisa tahunan,” katanya.
Ia mengatakan kalau letusan membumbung itu memang berbahaya, karena letusan itu bisa menimpa masyarakat, namun PVMBG sudah menetapkan batas radius aman 12 kilometer yang harus diikuti masyarakat dan pemerintah.
Namun, masyarakat di luar radius 12 kilometer juga tetap perlu melakukan antisipasi terkait kemungkinan terpaan abu yang bisa puluhan kilometer. “Untuk itu, perlu siapkan masker dan menutup talang rumah,” katanya Sementara itu, letusan yang meleleh itu bisa membentuk “anak gunung” di dekatnya..
“Letusan meleleh ini tidak berbahaya, seperti yang pernah terjadi di Kelud pada tahun 2007, namun letusan membumbung dan letusan meleleh itu sama-sama bisa tahunan, karena itu masyarakat sebaiknya saling membantu,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Wisnu