Jakarta, Aktual.co — Sikap Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dipertanyakan oleh pengurus cabang olahraga (cabor). Hal ini terkait dengan peralatan tanding Asian Games 2014, yang tidak kunjung tiba.
Diungkapkan salah satu pengurus cabor, Zulkarnain Tanjung, yang menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (Kabid Binpres PBTI), seharusnya Kemenpora tidak lepas tangan soal peralatan tanding tersebut.
“Pemenang tender peralatan itu penipu. Harusnya Kemenpora segera ambil tindakan,” tegas Zulkifli ketika dihubungi Aktual.co, Kamis (20/11).
Ditegaskan Zulkifli, sikap Kemenpora yang seakan lepas tangan, dianggap tidak memiliki niatan baik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Jika Kemenpora mempunyai niat baik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, seharusnya Kemenpora segera bertemu dengan pihak cabor dan mempertanyakan tindakan selanjutnya,” tegasnya.
Zulkifli menegaskan, jika ingin membawa kasus ini ke pihak berwajib, seharusnnya Kemenpora yang melakukan. Lanjut disampaikan Zulkifli, yang menentukan perusahaan mana untuk tender tersebut adalah Kemenpora.
“Sampai saat ini kami belum bertemu dengan pihak Kemenpora. Mau dibawa ke mana masalah ini kami juga belum tahu, harusnya Kemepora yang menyodorkan langkah selanjutnya,” tandasnya.
Seperti diberitakan Aktual.co, Selasa (18/11) kemarin, Kemenpora sepertinya ingin “cuci tangan” terkait dengan peralatan tanding Asian Games 2014.
Pasalnya, dikatakan Deputi V Bidang Keharmonisan dan Kemitraan Kemenpora, Gatot Dewa Broto, pihak Kemenpora akan berposisi sebagai fasilitator.
“Paling tidak sekarang kami akan memfasilitasi, apabila pihak cabor ingin melaporkan pemenang tender ke pihak berwajib,” kata Deputi V Bidang Keharmonisan dan Kemitraan Kemenpora, Gatot Dewa Broto di Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (18/11).
Untuk diingat kembali, bahwa permasalahan peralatan alat tanding AG 2014 ini, terjadi karena pihak perusahaan pengadaan barang, yang ditunjuk oleh Kemenpora, ternyata merupakan perusahaan fiktif.
Sehingga, peralatan yang diminta, bisa digunakan sebelum AG Incheon, Korea Selatan 2014, ternyata tidak juga ada hingga berakhirnya kejuaraan multi event empat tahunan se-Asia itu. Bahkan, hingga saat ini peraltan tersebut belum diketahui statusnya.
Artikel ini ditulis oleh: