Semaramg, aktual.com – Ketua Masjid Agung Semarang atau biasa disebut Masjid Kauman, KH Hanief Ismail, menyatakan keberatan adanya rencana Capres 02 Prabowo Subianto solat Jumat atau jumatan di Masjid Kauman Semarang, Jumat (15/2).

“Kami para nadlir atau takmir Masjid Kauman merasa keberatan dengan rencana jumatan Prabowo tersebut,” ucap KH. Hanief Ismail dalam keterangan persnya, Kamis (14/2).

Menurut Hanief Ismail, penolakan takmir masjid terhadap rencana jumatan atau sholat Jumat Prabowo di Masjid Kauman Semarang tersebut, karena tak ingin kegiatan ibadah salat Jumat dipolitisasi dan dijadikan alat untuk kampanye.

Atas keberatannya itu, Hanief Ismail mengaku melakukan komunikasi dengan mantan Komisioner Panwaslu Semarang Mochamad Ichwan, untuk memberitahukan ke Bawaslu Kota Semarang soal adanya rencana kegiatan tersebut.

“Tolong sampaikan ke Bawaslu agar mengambil tindakan yang perlu sesuai aturan hukum,” tutur Kiai Hanief yang juga Rais Syuriyah PCNU Kota Semarang itu.

Lebih lanjut Kiai Hanief menjelaskan, pihaknya tidak pernah mendapat surat pemberitahuan dari tim kampanye Prabowo-Sandi maupun dari partai pengusung pasangan capres-cawapres tersebut, untuk melakukan rencana shalat Jumat di Masjid Kauman.

“Kami tidak pernah memperoleh surat apa pun dari pihak Pak Prabowo atau partai pengusungnya. Jadi kami tidak terlibat dengan rencana adanya shalat jumat capres tersebut,” tandasnya.

Kiai Hanief menambahkan, pada prinsipnya Takmir Masjid Kauman mempersilakan siapa pun untuk shalat di masjid tersebut.

Pihak takmir membuka lebar-lebar siapa pun muslim untuk beribadah, termasuk shalat jumat. Namun, pihak takmir keberatan apabila rencana shalat itu dipolitisasi, yakni dijadikan sebagai ajang politik untuk pencitraan sebagai bahan kampanye, apalagi dengan mengerahkan massa dan menyebar pamflet ke masyarakat agar ikut jumatan bersama capres Prabowo Subianto.

Hal itu menurutnya berpotensi melanggar aturan kampanye dan sangat menodai kesucian masjid sebagai tempat ibadah.

“Kami mempersilakan siapa saja shalat di Masjid Kauman. Setiap muslim boleh shalat jumat di sini, termasuk musafir. Tapi kalau untuk pencitraan kampanye, itu berpotensi melanggar aturan dan menodai kesucian masjid sebagai tempat ibadah,” terangnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin