Jakarta, Aktual.com – Pengusaha daging, Basuki Hariman mengaku tak memberikan uang sepeser pun ke Hakim Mahkamah Konstitusi, Patrialis Akbar. Namun ia akui, pernah beberapa kali bertemu dengan Patrialis guna membahas uji materiil atau judicial review Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014.
“Dengan hari ini kan masuknya daging india terlalu banyak. Jadi kalau, mereka ada gugatan seperti itu saya coba bantu saja pak. Memberikan penjelasan-penjelasan kepada hakim, dalam hal ini pak Patrialis,” papar Basuki, di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (27/1).
Menurutnya, kegiatan tersebut merusak pasar peternak lokal karena harganya yang terbilang murah. Selain itu, daging dari India justru berpotensi membahayakan kesehatan konsumen, lantaran sapi dari India banyak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Masuknya daging india ini pertama, merusak peternak lokal karena harganya murah sekali. Toh kami tidak juga menurunkan harga sampai sekarang ini, harga sapi loh. Kedua juga di sana tuh masih terjangkit penyakit PMK. Jelas kok di sertifikatnya tertulis dari negara terinfeksi. Tapi kenapa masih tetap diimpor?” sesalnya.
Basuki tak menampik hal tersebut dia jelaskan ke Patrialis, salah satunya saat bertemu di lapangan golf Rawamangun, Jakarta. Harapannya, Patrialis memahami subtansi permohonan uji materi UU Nomor 41 Tahun 2014.
Ia mengklaim tak pernah meminta secara jelas agar MK mengabulkan permohonan uji materi terhadap UU tentang peternakan dan kesehatan hewan.
“Jadi saya jelaskan kepada pak Patrialis biar beliau mengerti. Begitu dia mengerti, dia coba pelajari. Tetapi saya tidak pernah memberikan uang apa-apa,” klaimnya.
Untuk uang 20 ribu dolar Amerika Serikat, lanjut Basuki, merupakan permintaan dari Kamaluddin, orang yang disebut KPK jadi perantara suap Patrialis. Tapi lagi-lagi Basuki akui kalau ia memang memberikan sejumlah uang ke Kamal.
“Itu ada, namanya Kamal. Dia teman saya dan juga deket dengan pak Patrialis. Saya memberi uang kepada dia (Kamal). Karena dia kan dekat dengan pak Patrialis. Dia minta sama saya, 20 ribu dolar AS itu buat dia (Kamal) umroh,” terangnya.
Basuki berdalih, dalam beberapa kali pertemuan dengan Patrialis tidak ada bahasan soal uang. Kata dia, yang meminta uang sebetulnya Kamal, sebagai ‘fee’ karena ia mempertemukan Basuki dengan Patrialis.
“Jadi selama saya bicara dengan pak Patrialis, tidak pernah dia bicara sepatah kata pun soal uang. Yang minta uang itu sebenernya pak Kamal. Saya merasa karena dia kenal dengan pak Patrialis saya sanggupi untuk membayar kepada dia,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Patrialis diduga menerima suap dari Basuki terkait uji materi UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Bekas Komisaris Utama PT Bukit Asam Tbk ini ditengarai menerima suap sebesar 20 ribu dolar AS dan 200 ribu dolar Singapura.
Laporan: Zhacky
Artikel ini ditulis oleh: