Ribuan kendaraan antri keluar pintu Tol Gadok, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/7). Antrian kendaraan tersebut disebabkan tingginya volume kendaraan dari Jakarta yang akan pergi berwisata ke kawasan Puncak Bogor pada Lebaran hari ke dua, dan Polisi memberlakukan sistem buka tutup untuk mengurai kemacetan. ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya/ama/16 *** Local Caption *** Ribuan kendaraan saat antri keluar pintu Tol Gadok, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/7)

Jakarta, Aktual.com – Ternyata tak semua suka libur panjang saat lebaran. Setelah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) maupun Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta ada revisi. Kini, para pebisnis kelas UKM dan pengamat ekonomi pun angkat bicara.

Para pengusaha kecil, seperti pemilik restoran atau pengusaha kuliner, juga berharap agar libur lebaran seperti tahun-tahun sebelumnya. Dengan begitu tidak perlu ada perubahan rencana usaha karena untuk libur karyawan, sudah dirancang jauh-jauh hari dengan manajemen.

Naufal DioSep Chandra, pengusaha kuliner sekaligus pemilik Bittersweet Resto di Bogor mengemukakan, kebijakan libur tambahan yang dilakukan mendadak oleh pemerintah, akan cukup merepotkan karena sebagai pemilik usaha, ia harus menyesuaikan lagi urusan penataan libur dan operasional usaha dengan manajemen. Padahal, namanya pengusaha, pasti punya target.

Belum lagi, penambahan libur tentu saja sedikit banyak akan berpengaruh pada usaha terutama dari sisi pemasukan. Semakin panjang libur, tentu saja waktu operasional usaha berkurang karena karyawan juga masih menikmati libur sehingga usaha harus tutup sementara. Atau kalau pun buka, harus bergiliran, sehingga pelayanan bisa kurang optimal.

“Sebagai pengusaha, tentu kami berharap pemerintah bisa menimbang lagi kebijakan penambahan libur. Karena kan, kebijakan penambahan libur cukup mendadak. Sementara kami, sudah jauh jauh hari menghitung waktu libur maupun operasional usaha,” ujar Naufal, kepada media, Rabu (2/5).

Artikel ini ditulis oleh:

Antara