Lampung, Aktual.com – Aparat penegak hukum dan instansi berwenang didesak segera mengungkap kasus kematian gajah “Yongki”, gajah patroli yang ditemukan tewas di kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Pemerihan, Bengkunat Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.
Hingga Minggu ini, belum ada informasi baru dari pihak terkait, seperti Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Polres Lampung Barat, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung, terkait perkembangan penyelidikan terhadap kasus tewasnya Yongki.
Kepala TNBBS Timbul Batubara saat dihubungi Minggu pagi, belum memberikan keterangan lanjutan yang diperlukan. Sedangkan Kepala BKSDA Lampung, Subakir, menegaskan bahwa pihak yang bertanggungjawab utama dalam kematian gajah Yongki itu berada di pundak Balai Besar TNBBS Lampung, mengingat lokasi gajah “Yongki” diduga dibunuh itu berada dalam kawasan hutan TNBBS.
Namun dia membenarkan, pihaknya terus berkoordinasi bersama Balai Besar TNBBS maupun aparat kepolisian Polres Lampung Barat maupun Polda Lampung untuk melacak pelaku kasus kematian gajah jinak patroli tersebut.
“Kami terus berkoordinasi untuk memastikan gading dari gajah yang mati itu tidak sampai dibawa kabur keluar Lampung, sehingga perlu melakukan pengawasan di stasiun, pelabuhan, dan bandar udara, dengan pihak berwenang setempat,” kata Subakir pula.
Dia menegaskan, hingga hari ini pihaknya bersama aparat berwenang lainnya belum dapat melacak keberadaan pelaku maupun gading gajah yang diambil paksa hingga menyebabkan kematian gajah Yongki itu. “Belum terlacak pelaku maupun keberadaan gading gajah itu,” ujarnya lagi.
Berbagai pihak menduga ada keterlibatan oknum “orang dalam” di lingkungan TNBBS yang bertanggungjawab atas pemeliharaan dan pengawasan gajah Yongki itu, apalagi lokasi gajah kedapatan mati terbunuh berada tidak jauh dari area pos pengawasan Resort Pemerihan Balai Besar TNBBS tersebut.
Sejumlah aktivis dan pemerhati lingkungan di Lampung mendesak aparat penegak hukum dan pihak berwenang lebih mengintensifkan pengusutan untuk memastikan penyebab kematian dan pelakunya jika benar karena dibunuh dan melibatkan oknum “orang dalam”.
Artikel ini ditulis oleh: