Jakarta, Aktual.com — Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan, untuk patuh dan taat kepada perintahnya. Namun, Tuhan tidak meninggalkan manusia di dunia dengan ketidakstabilan dan ketidakamanan.
Allah SWT memberikan kepada umat Islam sebuah buku pedoman berupa Al Quran, dan keteladanan Nabi dan Rasul menjelaskan bahwa mempercayai Tuhan adalah jalan bagi kita untuk mencapai kesuksesan dalam hidup ini dan di akhirat.
Salah satu larangan yang dilarang oleh Allah SWT ialah makanan produk babi atau daging babi diharamkan, demikian laman OnIslam melaporkan.
Awalnya banyak yang bertanya, mengapa makan daging babi dilarang oleh ajaran. Namun terungkap fakta bahwa daging babi mengandung parasit dan penyakit berbahaya bagi manusia.
Salah satu parasit itu hanya ada di dalam daging babi dan mampu hidup di dalam tubuh manusia yang mengonsumsi babi.
Ketika dianalisis mengapa Muslim dilarang makan daging babi, ini menjadi alasan sekunder. Muslim hanya tidak makan daging babi atau produk babi karena Allah SWT telah melarang itu.
“Dia telah melarang hanya hewan yang mati, Minum darah, daging babi, Juga yang disembelih sebagai kurban untuk selain Allah,” (Alquran Ayat 2:173)
Seorang Muslim tunduk kepada perintah Allah SWT rela, tanpa perlu tahu alasan dibalik aturan Illahi. Selain itu, Allah SWT telah tegas menyatakan bahwa orang percaya mendengar kata-kata Tuhan dan mematuhi mereka.
Bila Allah SWT dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu hal, mereka (orang-orang percaya) seharusnya tidak memiliki pilihan dalam keputusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah SWT dan Rasul-Nya, Muslim itu akan berada di jalan sesat, ke sebuah kesesatan yang nyata.(Quran 33:36)
Allah SWT sangat mengetahui apa yang terbaik bagi Hambanya di dunia. Maka, tidak diperbolehkan bagi seorang Muslim untuk mengonsumsi daging babi dalam keadaan apapun kecuali dalam kasus kebutuhan mendadak menyangkut nyawa seseorang.
Seperti, jika hidup seseorang tergantung pada makan itu. Dalam kasus kebutuhan mendesak, hal yang dilarang agama, akhirnya dibolehkan.
Tuhan mengizinkan kita untuk menikmati semua makanan halal yang baik dan melarang kita untuk mengambil bagian dari hal-hal yang dapat membahayakan keyakinan kita, kesehatan, atau moral.
Akibatnya, umat Islam sangat sadar akan bahaya terhadap makanan yang dilarang. Oleh karena itu, membuat upaya bersama untuk mencari makanan halal. Bahkan jika itu melibatkan usaha atau biaya tambahan.
Namun, bila seorang mukmin yang pasti, atau berpikir bahwa setiap daging babi, atau produk daging babi mungkin dalam makanan, minuman atau obat-obatan maka tidak diperbolehkan bagi dia untuk mengonsumsinya.
Jika ia memiliki keraguan, maka ia harus melakukan upaya untuk menanyakan tentang bahan-bahan atau meminta rinciannya lebih detail dari Ulama atau ahli agama.
Artikel ini ditulis oleh: