Jakarta, Aktual.com — Laju industri otomotif di kuartal pertama tahun ini masih melandai atau bahkan masih lesu. Hal ini karena sejak awal tahun hingga saat ini daya beli masyarakat masih rendah.

Salah satu hal yang memicunya selama ini karena harga bahan bakar minyak (BBM) masih tinggi. Sehingga dengan penurunan harga BBM ini dipastikan akan mengenjot penjualan industri otomotif.

“Angka penjualan otomotif turun 6% dibanding periode yang sama di tahun 2015. Dari 182.00 unit menjadi 173.000 unit,” ujar Direktur Independen PT Astra International Tbk (ASII), Gunawan Geniusarahardja di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (4/4).

Menurut dia, faktor penurunan BBM dan perkembangan makro ekonomi itu sangat berpengaruh terhadap laju bisnis otomotif. Bahkan laju industri akan lebih positif lagi, jika pemerintah kembali menurunkan harga BBM.

“Selama ini pelaku industri berharap banyak dari pertumbuhan ekonomi dan dampak kebijakan pemerintah terkait penurunan harga BBM,” jelas Gunawan.

Ia kembali menegaskan, dua faktor penentu pertumbuhan angka penjualan kendaraan otomotif, terutama roda empat. Kedua faktor itu adalah, pertama terkait daya beli masyarakat dan kedua soal penurunan harga BBM.

“Jika kedua hal itu dipenuhi pemerintah. Maka kami lebih berharap agar pertumbuhan ekonomi kuartal II ini lebih baik dari kuartal I 2016. Sehingga daya beli masyarakat dapat meningkat,” papar dia.

Ia menambahkan, dengan harga BBM yang murah akan berpengaruh terhadal biaya operasional yang lebih murah. “Kami para pelaku industri sangat berharap dengan hal itu (penurunan harga BBM),” tandas Gunawan.

Sementara untuk Astra sendiri, menurut dia, penjualannya terpukul dengan kondisi di kuartal pertama. Selama ini, Astra adalah perusahaan ATPM yang memegang porsi penjualan mobil terbesar di Indonesia, mencapai 51 persen.

“Iya ada pengaruhnya. Tapi porsi pasar kami tetap bertahan di posisi 51 persen,” imbuhnya.

Jika dihitung sesuai porsi pasar tersebut, maka penjualan mobil Astra turun dari 91 ribu unit menjadi 87 unit. Sehingga penjualan mobil Astra mengalami penurunan sekitar 4,6 persen.

“Pasar kami tertolong dengan penjualan produk yang banyak dimintai konsumen, seperti Fortuner dan Inova,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan