Jakarta, Aktual.com — Dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI yang ke-70, berbagai acara pun tengah mulai dipersiapkan oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia, mulai dari pelaksanaan upacara bendera, panggung hiburan hingga aneka lomba menarik yang makin bervariasi.
Adapun salah satu agenda lomba yang masih menjadi kultur dan tradisi dari pelaksanaan peringatan HUT RI itu sendiri yakni, lomba panjat pinang. Hal ini menarik, mengingat dalam setiap pelaksanaan lombanya yang hampir selalu mengundang decak kagum dan gelak tawa pada atraksi yang ditampilkan oleh tiap peserta lomba.
Tentunya, hal ini secara tidak langsung juga mempengaruhi penjualan dari batang pinang tersebut yang merupakan bahan utama yang dipakai dalam pelaksanaan lomba tersebut.
Sebut saja Toha, pria paruh baya yang sudah menjual batang pinang sejak tahun 1994 lalu, hingga saat ini pun mengaku, bahwa pada tahun 2015 ini dirinya bisa memperoleh keuntungan hingga Rp 300.000 per hari. Berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana dia hanya bisa memperoleh keuntungan sekitar Rp100.000 per harinya.
“Untuk tahun ini, Alhamdulillah keuntungan per hari bisa Rp300.000 dibandingkan saban tahun sebelumnya cuma Rp100.000,” ujarnya saat ditemui Aktual.com di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (11/8).
Toha menjelaskan, bahwa penjualannya saat ini dirinya menjual batang pinang dengan harga mencapai Rp900.000 untuk ukuran sembilan meter.
“Tapi bagaimana hasil nawarnya aja, dari kita pasang harga Rp1,1 juta buat jualnya, terus kalau ada yang nawar ya paling ngepasin lah jadi Rp800 ribu,” lanjutnya.
Dia pun mengaku, adapun suka duka yang selama ini dia rasakan selama berjualan batang pinang adalah terkait bekal yang harus dipersiapkan sebelum menjual batang pinang, yakni kebutuhan modal dan lamanya waktu dalam menunggu pembeli.
Maklum saja, batang pinang yang dirinya peroleh tersebut untuk didagangkan berasal dari kota asalnya di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Sehingga, modal awal yang dibutuhkan pun terbilang cukup banyak dan konsumen yang menjadi sasarannya tersebut lebih banyak di sekitar Jakarta.
Toha yang juga dipercaya sebagai Ketua Rukun Tetangga (RT) di tempat tinggalnya Cilagong, Nagrek, Sukabumi itu pun menyadari bahwa momen Agustusan seperti ini tidak boleh dilewatkan begitu saja. Terlebih, hal ini juga sebagai suatu momen peringatan untuk kembali mengenang perjuangan para pejuang Indonesia yang dengan segenap kekuatan dan kemampuannya berjuang membela Tanah Air.
“Yang saya minta sebagai penjual pinang, yang dimeriahkan saja tiap tahunnya Agustusan ini. Namanya juga setahun sekali kan, dan harus benar-benar dimeriahkan. Penting. Namanya juga udah merdeka, masa kita tinggal enak-enak aja gak mau merayakan,” tukasnya.
Artikel ini ditulis oleh: