Dia menambahkan, EBITDA di 2016 meningkat secara signifikan menjadi US$ 509,5 juta dari 2015 yang di angka US$154.8 juta.
“Kedepan, perseroan akan melanjutkan strateginya untuk lebih terintegrasi ke hilir dan ekspansi untuk memenuhi permintaan dalam negeri yang terus meningkat. Kami perkirakan ekspansi kapasitas butadiene dari 100 KTA menjadi 137 KTA selesai di 2018,” jelasnya.
Dia melanjutkan, PT Synthetic Rubber Indonesia, sebuah perusahaan patungan antara TPIA dan Michelin akan menyelesaikan pembangunan pabrik SSBR dengan kapasitas 120 KTA di 2018.
Selain itu, kata dia, untuk lebih terintegrasi ke hilir terhadap kelebihan produksi ethylene dan meningkatkan pangsa pasar, pihaknya telah menandatangani perjanjian lisensi dengan univation di tahun lalu untuk pabrik LLDPE sebesar 400 KTA.
Di tahun lalu juga, TPIA memberikan pekerjaan Front-End Engineering Design (FEED) package kepada Toyo Engineering Japan dan keputusan investasi akhir diharapkan diperoleh pada kuartal ketiga 2017. Dengan target start-up di kuartal pertama 2020.
“Proyek ekspansi tersebut akan memperluas langkah kami di Indonesia, dan mewujudkan visi kami sebagai perusahaan petrokimia terkemuka,” pungkasnya. (*)
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka