Jayapura, Aktual.com – Hingga hari perayaan malam pergantian tahun 2015, para penjual terompet di Jayapura, Provinsi Papua belum merasakan lonjakan pembelian terompet.
Pantauan di lapangan, Kamis (31/12), penjual terompet di sejumlah toko grosir dan beberapa pasar tradisional di daerah itu, sepi pembeli.
Rata rata warga yang mendatangi toko grosir dan pasar di wilayah tersebut memilih membeli petasan dibanding terompet.
Permintaan terompet pada awal libur Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 ternyata tak berbanding lurus dengan penjualan di tingkat pengecer.
Kartono (33) penjual terompet di salah satu toko grosir di Jayapura, mengatakan hingga hari terakhir perayaan tahun baru, penjualan terompetnya sepi pembeli.
Dia mengaku dalam sehari ia hanya bisa menjual 4-10 terompet yang presentasenya masih sangat jauh dibandingkan dengan libur Tahun Baru 2015 lalu.
“Sekarang sehari paling hanya bisa menjual 4-10 terompet saja, padahal tahun lalu tanggal-tanggal segini sudah lumayan bisa 20 buah perhari. Tidak tahu tahun ini bagaimana sampai sepi pembeli,” ujarnya.
Menurut dia, rata-rata warga yang datang ke grosir memilih untuk membeli petasan dibanding membeli terompet.
Apa yang dialami Kartono ternyata juga dirasakan lebih dari 10 penjual terompet di Pasar Youtefa, Abepura, Kota Jayapura.
“Teman-teman penjual terompet di Psar Youtefa juga sepi pembeli, kebanyakan pembeli memilih untuk membeli petasan,” kata Srimulyani salah satu pedagang di Pasar Youtefa, Abepura.
Srimulyani mengaku menjual beberapa jenis terompet tahun baru mulai dari harga Rp7 ribu untuk terompet biasa hingga Rp100 ribu untuk terompet berbentuk naga.
“Untuk eceran memang harganya segitu yakni Rp7 ribu untuk yang biasa, Rp20 ribu untuk naga kecil dan Rp100 ribu untuk naga besar,” ujarnya.
Para penjual terompet musiman pun berharap warga memintai terompet yang di jual.
“Paling tidak bisa seperti tahun lalu sisa tidak banyak paling hanya 5-10 terompet saja,” tambah dia.
Artikel ini ditulis oleh: