Jakarta, Aktual.co — Ketua Umum Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (eSPeKaPe)  Binsar Effendi, empat tugas pokok Tim KRTKM adalah tugas berat dan bukanlah pekerjaan yang ringan, apalagi pekerjaan untuk memberantas mafia migas. 
“Sebab kalau tujuannya ingin memberantas mafia migas bukan hanya menyangkut Petral, tapi juga mafia migas yang ada di dalam negeri yang bisnisnya juga diduga dikendalikan melalui jaringan Ari Soemarno,” kata Binsar dalam siaran pernya yang diterima Aktual.co, Sabtu (13/12). 
“Sepertinya, bukan merupakan rahasia umum lagi siapa yang selama ini bermain di bisnis migas dan dikenal sebagai mafia migas di dalam negeri,” sambungnya.
Sebagai Ketua Tim KRTKM, Faisal, imbuh Binsar Effendi, sebaiknya harus mampu memberantas gurita bisnis jaringan Ari Soemarno, bukan mengobok-obok Pertamina dengan rasa kebenciannya, atau dengan menuding Pertamina berbohong. 
“Kalau tidak mampu, sebaiknya Faisal mundur saja. Tidak usahlah cuap-cuap apalagi penunjukan Faisal diback-up Rini Soemarno,” tantang Binsar.
Logika orang awam saja, lanjutnya, mana mungkin Faisal selaku Ketua Tim KRTKM berani menyikat para mafia migas. 
“Ini penting dibuka, sebab kami ini adalah bagian yang merintis, membangun dan membesarkan Pertamina dengan kerja keras dan bukan dengan cuap-cuap, tentu marah jika Pertamina dibilang bohong apalagi Faisal katakan menjadi benci. Ada kontribusi apa dia di Pertamina, termasuk untuk bangsa dan negara ini,” demikian Binsar.
Seperti diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said membentuk Komite Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (KRTKM), menunjuk ekonom Faisal Basri sebagai pemimpin tim dengan mengemban empat tugas pokok. Pertama, meninjau ulang, mengkaji seluruh proses perizinan dari hulu hingga hilir. Kedua, menata ulang kelembagaan, termasuk di dalammya memotong mata rantai birokrasi yang tidak efisien. 
Ketiga, mempercepat revisi UU Migas dan memastikan seluruh substansinya sesuai dengan konstitusi dan memiliki keberpihakan yang kuat terhadap kepentingan rakyat. 
Keempat, mendorong lahirnya iklim industri migas di Indonesia yang bebas dari kartel dan para pemburu rente di setiap rantai nilai aktivitasnya.

Artikel ini ditulis oleh: