Jakarta, Aktual.co — Ketua Umum Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (eSPeKaPe) Binsar Effendi Hutabarat yang merasa terusik dengan sikap Ketua Tim KRTKM Faisal Basri tentang sikapnya yang benci dengan Pertamina.
Binsar juga menantang Faisal untuk beberkan terus kebenciannya terhadap Pertamina kepada publik melalui media. 
“Saya tantang Faisal Basri untuk terus membeberkan rasa bencinya terhadap Pertamina, agar dia merasa puas hanya karena untuk memenuhi masukan-masukan dari banyak pihak, terutama dari LSM, pengamat dan organisasi, yang tidak objektif dan rawan kepentingan atau bisa jadi ditunggangi, kemudian menjadi corong pihak tertentu,” tandasnya dalam siaran pers yang diterima Aktual.co, Sabtu (13/12). Binsar Effendi menilai Faisal itu bukan figur yang tepat dan sangat diragukan akan kapasitas dan kredibilitasnya, termasuk timnya yang terdiri bukan dari orang-orang yang memiliki integritas, bahkan ada yang diduga terindikasi sebagai bagian dari mafia migas. 
“Saat pemerintahan SBY-Boediono masih berkuasa, Faisal Basri merupakan salah satu ekonom yang memuja muji Boediono sebagai tokoh ekonomi kerakyatan, dan bukan seorang neolib, begitu juga terhadap Sri Mulyani. Padahal, baik Boediono maupun Sri Mulyani adalah arsitek neoliberalisme yang ada di republik ini, termasuk pembelaan Faisal terhadap Boediono yang tidak terlibat dalam skandal Bank Century,” tegas Binsar.
Perlu diketahui, Ketua Tim KRTKM Faisal Basri di Gedung Bank Indonesia pada 4 Desember 2014 lalu justru sempat menyatakan merasa benci terhadap PT Pertamina (Persero) yang berbohong dan menutup-nutupi proses bisnis anak usahanya.
Namun sehari sebelumnya, Komisaris Utama Pertamina Sugiharto dalam acara “Pertamina Energy Outlook 2015”, membantah tudingan yang menyebut perusahaan pelat merah tersebut tidak transparan alias berbohong. 
Selama ini menurut Sugiharto, Pertamina diaudit oleh lembaga keuangan kelas dunia. Selain itu, Pertamina bisa menyelesaikan laporan keuangan tercepat dibandingkan dengan perusahaan pelat merah lainnya. Begitu pula Pertamina berhasil menyelesaikan laporan keuangan bersama dengan anak-anak usahanya sesuai dengan target yang ditetapkan, yakni pertengahan Februari 2014 lalu.

Artikel ini ditulis oleh: