Sekolah, kata dia, mampu melaksanakan tugas membagi ilmu dengan baik, tetapi tidak mampu mendewasakan manusia.
“Banyak kita jumpai seorang anak dengan nilai baik di rapor, tetapi akhlak dan tingkah lakunya sehari-hari tidak sesuai dengan nilai tersebut,” kata Mahfudh.
Selain faktor keturunan, katanya, suasana di rumah yang diciptakan orang tua juga akan berdampak terhadap tingkah laku anak.
Apabila suasana kurang nyaman, katanya, anak dapat mencari kenyamanan di tempat lain yang berpotensi memengaruhi perilakunya.
Cinta kepada anak pun, katanya, sebaiknya tidak dilakukan dengan memaksa anak menjadi seorang yang diinginkan orang tua, tanpa memperhatikan keinginan anak.
Seorang anak, berapa pun usianya, ucap KH Mahfudh, manusia yang memiliki jiwa, perasaan, dan kepribadian yang mungkin saja berbeda dengan orang tuanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid