Jakarta, Aktual.co —Naiknya harga BBM bersubsidi yang mulai berlaku sejak tengah malam tadi pukul 00.00Wib, Selasa(18/11), langsung terasa dampaknya bagi warga DKI Jakarta.
Salah satunya keluhan disampaikan warga pengguna angkutan umum di Terminal Pulo Gadung Jakarta Timur. Lantaran sopir angkot ternyata sudah menaikkan tarif sebelum ada ketentuan resmi dari Organda DKI selaku wadah pengusaha angkutan umum di Jakarta.
“Saya ga tau kalau naik, biasanya bayar Rp3.000 tadi dipinta sama supirnya Rp4.000 lumayan naiknya Rp1.000, makin mencekik,” kata Yuni (27), penumpang angkot 27 Jurusan Pulogadung-Kampung Melayu, saat ditemui Aktual, Selasa (18/11).
Salah seorang supir angkot, Wanto (38) mengakui kalau dia terpaksa menaikkan tarif untuk mengimbangi pengeluarannya yang bertambah dengan naiknya harga BBM bersubsidi jenis premium yang digunakannya.
“Memang belum ada kenaikan yang pasti dari Organda. Tapi mau gimana lagi kita beli BBM sudah naik mau ga mau harus kita imbangi dengan kenaikan tarif walaupun banyak penumpang yang protes,” ungkapnya.
Kenaikan tarif juga terjadi dengan angkutan luar kota dan provinsi. Salah satu supir bus Jurusan Jakarta – Jepara, Ajib (56) mengatakan, perusahaannya sudah menaikkan tarif hingga 30 persen.
“Harga sudah naik dari perusahaan sendiri. Untuk ke Jepara dari harga sebelumnya Rp130 ribu, tadi pagi sudah naik jadi 180 ribu untuk kelas ekonomi. Kalau eksekutif naik dari Rp 180 ribu naik jadi Rp 225 ribu.”
Diakuinya, akibat kenaikkan tarif, calon penumpang sampai ada yang batal beli tiket karena menganggap harga tiket terlalu mahal.
Sebagai sopir, Ajib mengaku sebenarnya berharap kenaikkan harga BBM bersubsidi tak terjadi. Pemerintah menurutnya harusnya jangan terlalu cepat mengambil keputusan menaikkan harga BBM dan memikirkan kepentingan rakyat dahulu.
“Seharusnya pemerintah lihat, kita rakyat kecil makin sulit dengan kenaikan BBM ini. Ditambah kebutuhan hidup makin meningkat, apakah kita secara tidak langsung dibodohi oleh pemerintah kita sendiri?” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, pasca berlakunya penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, DPD Organda DKI Jakarta langsung merespon dengan berencana menaikkan tarif angkutan umum di Jakarta.
“Kita hari ini akan lakukan perhitungan ulang untuk menaikkan tarif angkutan umum,” ujar Ketua DPD Organda Safruan Sinungandi Jakarta, Selasa (18/11).
Kenaikan tarif akan berlaku bagi angkutan umum yang mengenakan tarif reguler. Seperti bus kota, mikrolet, dan taksi.
Dijelaskan Safruan, kenaikan tarif diperkirakan akan berada di kisaran Rp1.000 hingga Rp 1.500 untuk masing-masing angkutan umum yang berada di bawah koordinasi wadah organisasi pengusaha angkutan bermotor tersebut.
Minggu ini, perumusan mengenai usulan kenaikan tarif angkutan umum akan diajukan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk dimintai persetujuan.
“Minggu ini kami upayakan usulan kenaikan tarif itu bisa masuk ke meja Pak Gubernur, sehingga realisasinya tergantung kepada kecepatan birokrasi di Pemprov DKI juga,” ujarnya.
Diketahui, penaikan BBM bersubsidi diberlakukan sebesar Rp 2.000. Harga bensin jenis Premium yang sebelumnya Rp 6.500/ liter naik menjadi Rp8.500/liter. Kenaikan juga untuk Solar, dari Rp 5.500 naik menjadi Rp 7.500.
Artikel ini ditulis oleh: