Jakarta, Aktual.com – Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menunda kelanjutan sidang parlemen yang semula bakal berlangsung kembali pada Senin (2/8) di tengah situasi politik yang memanas.
Pembatalan tersebut tertuang dalam surat Sekretaris Parlemen Nizam Mydin Bin Bacha Mydin yang ditujukan kepada para anggota dewan yang beredar di Kuala Lumpur, Sabtu (31/7).
Dalam surat tersebut disebutkan Ketua Parlemen telah diberi informasi oleh perdana menteri bahwa persidangan pada Senin (2/8) diundur ke tanggal yang akan ditentukan kelak.
Penangguhan tersebut selaras dengan usulan Dirjen Kesehatan serta penilaian risiko oleh Kementrian Kesehatan yang menyatakan parlemen Malaysia merupakan tempat berisiko penularan COVID-19.
Menanggapi pembatalan itu, Majelis Presiden Pakatan Harapan menyatakan penolakannya.
Penolakan tersebut disampaikan oleh Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim, Presiden Partai Amanah Negara (Amanah) Hj Mohamad Sabu dan Partai Tindakan Demokratik (DAP) Lim Guan Eng.
Menurut Anwar Ibrahim, Direktur Jenderal Kesehatan, Dr Noor Hisham Abdullah telah menyampaikan bahwa 1,183 orang telah dites, 11 di antaranya dinyatakan positif COVID-19.
Dari 11 orang tersebut, satu orang menjalani tes RT-PCR sedangkan sisanya melakukan tes RTK.
Berdasarkan laporan Dirjen Kesehatan, tingkat positivitas di parlemen adalah 0.9 persen, sementara nilai ambang (threshold) yang disarankan WHO adalah lima persen.
“Ini artinya tidak ada jumlah kasus positif COVID-19 yang signifikan di parlemen sepanjang minggu lalu,” kata Anwar dilansir dari akun Facebooknya, Jakarta, Minggu (1/8).
Oleh karena itu, ujar dia, isu penularan COVID-19 tidak boleh dan tidak patut dijadikan alasan untuk menutup atau menangguhkan sidang parlemen yang perlu diteruskan pada Senin depan.
Artikel ini ditulis oleh:
A. Hilmi