Jakarta, Aktual.com — Penyakit hipertensi, kanker, diabetes, stroke, jantung, liver, flu burung, maag kronis dan HIV/AIDS merupakan jenis-jenis penyakit yang sangat berbahaya. Namun penyakit-penyakit tersebut masih bisa diobati secara medis walaupun seringkali belum dapat ditemukan obatnya.
“Semuanya disebut sebagai penyakit tubuh manusia, penyakit itu tak lebih berbahaya jika dibandingkan dengan penyakit yang menimpa hati manusia, karena memang dampak penyakit hati lebih besar dalam proses kehidupan diri sendiri, bermasyarakat dari lingkup terkecil hingga ke lingkup yang sangat luas bahkan bisa juga merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Ustad Muhamad Ikrom, di Masjid Al Barkah, Parung Panjang, dalam Khutbah salat Jumatnya, Jumat (19/02).
Ada sebuah ungkapan Hadis Nabi Muhammad yang begitu populer berbunyi,
وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ.
Artinya, “Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan, apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Ketahuilah yaitu hati.” (HR. Al Bukhari).
Sesungguhnya bahwa yang namanya penyakit hati itu sangat mengganggu, berbahaya, parah dan lebih buruk daripada penyakit-penyakit tubuh ditinjau dari berbagai sudut pandang.
Bahkan, yang paling merugikan dan paling besar efek bahayanya yaitu, karena penyakit hati mendatangkan mudarat atas seseorang dalam agamanya yaitu merusak kebahagian dunia dan akhirat, dan juga kemudaratan bagi orang banyak.
Penyakit hati jika tidak segera diobati, maka Allah SWT. Akan menambah penyakit hati tersebut baginya dan bagi yang kena penyakit hati akan diberi azab yang sangat pedih, sebagaimana peringatan Allah SWT. Dalam surat Al Baqarah ayat 10,
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ.
Artinya, “Dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allah SWT penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”
Ayat di atas menggambarkan bahwa hati orang yang sakit di mana keyakinan mereka terhadap kebenaran Nabi Muhammad SAW. sangatlah lemah. Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan berbagai penyakit di antaranya kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap Nabi, agama Islam dan orang-orang Islam.
Sementara itu, penyakit tubuh jasmani tidaklah separah penyakit hati, sama sekali tidak mendatangkan mudarat atas seseorang kecuali di dunianya yang fana yang segera sirna, serta tubuhnya yang menjadi sasaran penyakit akan hancur luluh dalam waktu yang cepat.
Apalagi penyakit tubuh itu sebenarnya amat berfaedah bagi seseorang dalam agama dan akhiratnya. Sebab, Allah SWT, menyediakan pahala yang sangat besar bagi si penderita sakit, di samping banyak faedah dan manfaat lainnya yang segera atau pun pada waktu mendatang, sesuai dengan yang disebutkan dalam berbagai ayat dan Hadis tentang pahala yang disediakan pada penyakit dan bencana yang menimpa tubuh. Bahkan, tidaklah menimpa akan suatu penyakit bagi seorang Muslim kecuali hanya untuk menghapus akan dosa-dosanya .
Penyakit hati tidak terjangkau oleh panca indrawi dan tidak menimbulkan rasa sakit, dan agak sulit diketahui bahkan kadangkala yang mengalami gangguan penyakit hati di mana ia tidak mengetahui bahwa ia dihinggapi penyakit hati, namun danpaknya akan terlihat bagi orang lain.
Perhatian terhadap penyakit hati sangat sedikit dan untuk mengobatinya pun kadangkala sering terabaikan, seperti yang dikemukan oleh Imam Al Ghazali, bahwa “penyakit hati itu laksana penyakit sopak (belang) di wajah seseorang yang tak memiliki cermin. Jika ia diberi tahu orang lain pun, mungkin ia tak memercayainya.
“Penyakit hati selalu didorong oleh nafsu, iblis dan setan selalu menggangu kita dan mendorong hati agar melanggar perintah Allah SWT.”
Demikian juga azab dan hukuman yang diancamkan atas diri seseorang yang dihinggapi oleh akibat penyakit-penyakit hati di akhirat kelak yaitu sesuatu yang sulit diterima oleh kaum yang lalai. Bahkan ia melihatnya sesuatu yang masih lama sekali datangnya, ia meragukan akan kebenarannya.
Atau, berangan-angan akan diselamatkan darinya dengan berbagai harapan yang menipu, semata-mata karena terlalu berani kepada Allah SWT. Sehingga, timbul khayalan kosong dengan mengira pasti akan memperoleh ampunan dan keselamatan meski tanpa berusaha untuk memperolehnya. Penyakit hati yang terus tersembunyi. Bahkan makin kuat mencengkeram, sementara orang-orang yang lalai selalu teledor untuk mengobatinya sehingga makin lama makin sulit diobati.
Adakalanya seseorang mengetahui bersemayamnya sesuatu penyakit di hatinya, tetapi ia tak peduli dan tak menghiraukannya. Padahal, jika mengetahui adanya suatu penyakit di tubuhnya atau pun orang lain memberi tahunya tentang hal itu, pasti besar sekali perhatian yang ditujukan padanya.
Muslim akan menjadi sangat takut, lalu bersungguh-sungguh berdaya upaya untuk mengobatinya. Sebab, penyakit hati itu tak terjangkau secara indriawi dan tidak ada rasa sakit yang menyertainya. Juga hukuman-hukuman yang diancamkan terhadap itu tak tampak, dan kalaupun ada, ia baru akan terwujud kelak setelah mati dan berada di akhirat.
Hati manusia tertutup dari perasaan indriawi, sedangkan penyakit-penyakit hati tidak disertai rasa sakit yang dapat dijangkau dengan alat-alat lahiriah. Untuk itu marilah bersungguh-sungguh berusaha menyelidikinya sehingga ia dapat segera menangani dan mengobatinya sebelum maut datang mendadak (tiba-tiba). Bersambung….
Artikel ini ditulis oleh: