Jakarta, Aktual.com — Pembangunan Perekonomian Nasional haruslah merata sampai ke tingkat desa. Sebab, pertumbuhan ekonomi di desa adalah tolak ukur kesejahteraan rakyat. Karena, jika muncul sentra ekonomi baru maka perputaran uang semakin meningkat.
Demikian disampaikan Pengamat Kebijakan Ekonomi, Herry Budianto, ketika dihubungi wartawan, di Jakarta, Kamis (3/3).
“Kalau sudah ada perputaran uang baru, maka secara otomatis meningkatkan kesejahteraan rakyat. Misalnya dengan adanya dana desa itukan meningkatkan perekonomian desa,” kata Heri.
Untuk itu, lanjut Heri, peningkatan dana desa oleh pemerintah akan merangsang pertumbuhan ekonomi desa, yang secara otomatis meningkatkan perekonomian secara nasional.
“Saya secara pribadi sangat setuju dana desa ditingkatkan, semakin besar menurut saya merangsang pertumbuhan ekonomi desa, daripada uang itu beredar di kota,” kata Heri.
Tinggal langkah selanjutnya, kata Heri, dilakukan monitoring, bagaimana dana desa itu dapat terserap dengan baik. Selain itu, desa bakal menjadi pusat pertumbuhan dan sasaran investasi.
“Jadi diharapkan pemuda desa tidak akan lagi meninggalkan desanya, ketika perputaran uang itu sudah banyak di desa,” terangnya.
“Kalau saya lihat semua sudah berjalan dengan baik sesuai dengan rencana. Kalau ada masalah, saya kira itu sudah banyak teriak orang,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintahan Presiden Jokowi akan meningkatkan dana desa menjadi Rp46,9 triliun atau dua kali lipat lebih besar dibanding 2015 sebesar Rp20,7 triliun. Hal itu sebagai bukti kongkret, bahwa Pemerintahan Jokowi menjalankan janjinya untuk membangun ekonomi dari pinggiran dan desa.
Artinya, setiap desa akan mengelola uang secara mandiri sebesar Rp500-800 juta. Bahkan, pemerintahan Jokowi sudah membuat rancangan, tahun 2017 Dana Desa dinaikkan lagi menjadi Rp81,1 triliun sehingga masyarakat desa sudah bisa mengelola Dana Desa lebih dari Rp1 miliar per desa.
Dana Desa juga terbukti mampu menghidupkan geliat perekonomian desa sehingga punya daya tahan terhadap krisis. Ketika banyak pihak memprediksi masyarakat desa akan kelimpungan ketika terjadi krisis ekonomi global, maupun adanya kenaikan harga BBM tahun 2015, ternyata masyarakat desa tetap punya daya tahan. Hal ini antara lain karena Dana Desa bisa dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan yang bersipat padat karya.
Dana Desa digunakan membangun infrastruktur desa seperti jalan desa, irigasi, sanitasi, jalan usaha tani, embug, dan proyek infrastruktur desa lainnya. Kemudian pembangunan sepenuhnya memaksimalkan potensi desa. Tenaga kerjanya masyarakat desa setempat, bahan baku dari desa setempat, peralatannya juga dari desa, sehingga Dana Desa benar-benar berputar di desa.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan