Gaza, Aktual.com – Perbatasan Israel-Gaza kembali tenang usai pertempuran yang menewaskan sejumlah orang di kawasan tersebut. Pertempuran ini dipicu oleh terbongkarnya gerakan penyamaran yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.

Dilansir Antara pada Senin (12/11), pertempuran tersebut menewaskan seorang komandan Hamas, enam pejuang Palestina dan seorang kolonel Israel.

Palestina menembakkan 17 roket ke Israel selatan pada Minggu malam sebagai tanggapan atas penyusupan itu dan serangan udara, yang Hamas -kelompok berkuasa di Gaza- katakan untuk menutupi penarikan mundur mobil, yang digunakan pasukan Israel tersebut.

Tidak ada laporan tentang orang cedera atau kerusakan di Israel, tapi tentara menyatakan seorang letnan kolonel, yang hanya disebut “M”, tewas dalam serangan itu dan seorang petugas lain terluka.

Hamas menyatakan tindakan Israel itu memukul upaya Mesir, Qatar dan Perserikatan bangsa-Bangsa dalam menengahi gencatan senjata jangka panjang kelompok Palestina dengan Israel dan mengurangi pengucilan oleh Israel, yang memperdalam kesulitan ekonomi di Gaza.

Tapi, kedua pihak tampak tidak ingin memperluas sengketa.

Hamas menerima 15 juta dolar AS (Rp 225 miliar) sumbangan tunai Qatar melalui Israel pada Jumat untuk membayar gaji pegawai negeri dan bahan bakar guna mengatasi krisis energi di Gaza.

Tidak ada lagi laporan tentang peluncuran roket pada Senin pagi.

Kekerasan telah berkobar secara berkala di sepanjang perbatasan Israel-Gaza sejak warga Palestina berunjuk rasa di sana pada 30 Maret untuk menuntut hak atas tanah, yang dicaplok Israel pada perang 1948 saat pembentukannya.

Tembakan senjata Israel menewaskan lebih dari 220 warga Palestina sejak awal unjuk rasa itu, yang termasuk penerobosan pagar perbatasan Israel.

Hamas menyatakan bahwa dalam pertempuran pada Minggu itu, penyerang dalam kendaraan menembaki sekelompok orang bersenjatanya, yang menewaskan salah satu komandan setempatnya, Nour Baraka.

Pengejaran dilakukan dan saksi menyatakan pesawat Israel menembakkan lebih dari 40 peluru kendali ke daerah itu. Pejabat Palestina mengatakan bahwa selain Baraka, lima orang Hamas dan seorang anggota Komite Perlawanan Rakyat tewas.

Dalam upaya meredakan ketegangan, juru bicara pemimpin tentara Israel menyatakan pasukan khusus itu dikirim tidak untuk membunuh komandan Hamas, yang mengarah ke perang lebih luas pada masa lalu dan sebagian besar ditinggalkan.

Juru bicara itu, Brigadir Jenderal Ronen Manelis, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat bahwa tugas rahasia sering dilakukan, yang mengisyaratkan pasukan Israel mengumpulkan keterangan rahasia.

“Dalam gerakan itu, kelompok tersebut terjebak dalam keadaan sangat sulit, yang dihadapi pasukan musuh. Kelompok itu, termasuk Letnan Kolonel M, tetap tenang, membalas tembakan dan melarikan diri dengan bantuan pasukan udara kembali ke Israel,” kata Manelis.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mempersingkat kunjungan ke Paris, tempat ia menghadiri peringatan Perang Dunia Pertama dengan pemimpin lain dunia. Ia pulang pada Senin pagi.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan