Wanita asal Toraja, Sulawesi Selatan itu mengaku selama insiden penyanderaan mereka selalu diliputi ketakutan karena KKB senantiasa berpatroli dari rumah ke rumah dengan membawa senjata api dan senjata tajam.
“Bila malam tiba kami semua dikumpulkan di satu rumah dan bila siang kami kembali ke rumah masing- masing namun bila mereka datang (KKB) kami langsung masuk ke alam ruangan atau kamar karena takut,” kata Desi Rante Tampang.
“Saya tidak bisa mengenali wajah mereka karena rata rata mukanya sudah dihitamkan,” kata ibu tiga anak yang sebelum insiden berjualan berbagai jenis barang kelontong.
Aparat gabungan Polri dan TNI yang tergabung dalam satgas, Jumat (17/11) berhasil mengevakuasi 347 warga yang selama dua minggu disandera kkb baik yang bermukim di longsoran maupun Kimbely.
Sedangkan 1000 an warga lainnya khususnya yang bermukim di Banti menyatakan tetap berada di kampungnya walaupun akses jalan menuju kampung tersebut sudah dirusak oleh kelompok kriminal bersenjata atau KKB itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara