Jakarta, Aktual.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap negosiasi antara aparat Indonesia dengan Filipina, terkait pembajakan kapal dan penyanderaan belasan WNI oleh kelompok radikal, dapat membuahkan hasil baik sebelum akhir April.

“Kami berharap sebelum akhir bulan sudah ada solusi yang baik dari pembicaraan aparat kita di sini dengan aparat Filipina,” kata Wapres Kalla di Jakarta, Kamis (21/4).

Hingga saat ini, upaya negosiasi melalui pembicaraan intensif antara aparat Indonesia dengan Filipina masih berlangsung, guna mendapatkan kesepakatan baik bagi kedua negara.

Pemerintah Indonesia juga berharap Filipina nantinya dapat memberikan jaminan keamanan bagi kapal-kapal dari Indonesia yang akan berlayar melewati perairan Filipina.

“Iya, makin cepat makin baik. Tentu juga bagaimana pengamanan berikutnya memastikan kapal dari Indonesia yang lewat itu tidak dibajak lagi,” jelasnya.

Oleh karena itu, dirinya berharap Indonesia dan Filipina dapat bekerjasama untuk memberantas terorisme, pembajakan kapal dan penculikan awak kapal melalui patroli atau pembentukan satuan tugas bersama.

Peristiwa pembajakan kapal bermuatan batubara pada akhir Maret lalu oleh kelompok radikal Abu Sayyaf menyebabkan puluhan kapal tongkang takut berlayar kembali ke Filipina.

Banyak perusahaan ekspor melarang kapal mereka berlayar melewati perairan Filipina dengan membawa komoditas batubara.

Dampaknya, ekspor batu bara dari Indonesia ke Filipina terhambat sehingga Filipina juga kekurangan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan listrik mereka.

“Sekarang, beberapa kota di sana itu laporannya sudah byar-pet listriknya, karena sumber listrik mereka dari Indonesia, batu bara. Sekarang kurang lebih ada 20 kapal tongkang menumpuk di Tarakan, Banjarmasin, karena tidak mau pulang (ke Filipina),” jelas JK.

Jika keadaan seperti ini tidak segera diatasi, maka Filipina akan mengalami kerugian dengan tidak mengimpor batubara, sedangkan Indonesia juga berpengaruh pada kegiatan ekspor ke Filipina.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara