Jakarta, Aktual.co — Berdasarkan laporan Journal of Pediatrics, 12,5 persen anak-anak berusia antara 6 dan 19 tahun menderita kehilangan pendengaran akibat pemakaian ponsel dengan volume tinggi.

Begitu pun dengan generasi muda yang lebih rentan terhadap gangguan pendengaran akibat penggunaan musik yang berlebihan atau volume keras seperti alunan musik diskotik atau ponsel.

Sumber-sumber lain menyebutkan, bahwa suara yang berlebihan termasuk hadir di konser dan klub malam serta mendengarkan musik headphone, alat-alat listrik rumah tangga, atau senjata api. Semakin keras kebisingan dan kian lama seseorang terkena itu, semakin besar resiko terkena gangguan pendengaran.

Untuk mencegah jenis gangguan pendengaran adalah hal penting bila memungkinkan dengan memakai pelindung pendengaran yang tepat dan menghindari paparan suara keras.

Kejadian di atas bisa menyebabkan gangguan pendengaran permanen. Solusi alami tidak membantu dalam kasus tersebut, pengobatan didasarkan menggunakan perangkat dibantu seperti alat bantu dengar, implan ‘koklea’, bahasa isyarat, dan lain-lain.

Apapun faktornya, faktor nomor satu dari gangguan telinga selain tuli sejak lahir yaitu, kotoran kuping yang jarang sekali dibersihkan.

Disamping itu, juga ada infeksi telinga, perubahan tekanan pada penumpang penerbangan pesawat atau perubahan ketinggian dan juga pukulan dalam olahraga, demikian Thehealthsite melaporkan, Jumat (23/1). (bersambung)

Artikel ini ditulis oleh: