Jakarta, aktual.com – Kebakaran mendominasi bencana di Provinsi DKI Jakarta sepanjang 2024 dengan 787 kejadian dan rerata akibat arus pendek listrik (korsleting).
“Penyebab utama kejadian kebakaran pemukiman dan perkotaan, 69 persen disebabkan oleh korsleting listrik,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Selasa (31/12).
Ia mengatakan bahwa data terakhir hingga 29 Desember 2024 dari empat kategori kejadian bencana, yaitu tanah longsor, pohon tumbang, kebakaran dan banjir secara keseluruhan berjumlah 1.386.
Dari jumlah tersebut, bencana kebakaran mencapai 787 kejadian, tanah longsor 42 kejadian, pohon tumbang 425 kejadian dan banjir sebanyak 132 kejadian.
Menurut dia, kerugian akibat kebakaran mencapai Rp426 miliar rupiah, sementara untuk kerugian akibat banjir selama 2024 sebesar Rp5 miliar.
Terkait dominasi bencana akibat kebakaran, BPBD DKI Jakarta bersama Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), PLN dan institusi lainnya melakukan operasi pemeriksaan instalasi listrik atau bedah listrik bersama.
“Pada tahap awal tim gabungan diturunkan untuk mengecek penggunaan instalasi listrik yang ada di dalam dan luar ruang sekaligus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat setempat,” tuturnya.
Selain itu, BPBD DKI Jakarta juga mengedukasi, sosialisasi dan simulasi mitigasi kebakaran melalui Ruang Literasi Kebencanaan, media sosial dan Sekolah Aman Bencana.
BPBD DKI Jakarta berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk PLN, dalam upaya pencegahan kebakaran akibat kelistrikan dengan beberapa cara.
Pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai risiko kebakaran dan instalasi listrik. “Dan menggandeng PLN serta perusahaan terkait untuk melakukan pergantian instalasi listrik di kawasan padat hunian,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain