Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Polri mengusut tuntas penyerangan ulama yang terjadi di tanah air. Karena, kata Jokowi, itu sudah menjadi tanggung jawab Polri.
“Ya itu menjadi tanggung jawab Polri untuk menjaga semuanya, ulama terutama, tokoh-tokoh agama dan juga masyarakat,” kata Jokowi seusai menghadiri acara dzikir kebangsaan dan peresmian pembukaan Rapat Kerja Nasional I Majelis Dzikir Hubbul Wathon di Gedung Serbaguna 2, Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur.
Kepada Polri, Jokowi meminta agar Polri bersikap tegas dalam menangani kasus penyerangan ulama. Dia meminta kasus serupa tidak terjadi kembali. “Semuanya harus dijaga, jangan sampai ada kejadian-kejadian yang terus menerus seperti itu,” ujar dia.
Jokowi mengklaim sudah menginstruksikan agar Polri mencari tahu motif penyerangan terhadap ulama. Apakah penyerangan itu murni tindakan kriminal atau sebaliknya. “(Sampai saat ini) Saya belum mendapatkan laporan secara detail (dari Polri) mengenai itu,” katanya.
Sementara, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai penyerangan terhadap ulama ini bukan ‘permainan’ baru. Mantan Panglima TNI ini pun tak bisa berspekulasi terkait penyerangan ini.
Sejauh ini, dia hanya melihat bahwa isu yang bergulir saat ini sudah ditunggangi oleh kekuatan politik. Kata dia, sejumlah pihak sudah menggiring isu tersebut dengan pertarungan pilpres.
“Itu menjadi sensitif karena mendekati ke sana (Pilpres) kan gitu,” kata dia.
Seperti yang ditegaskan Presiden Joko Widodo sebelumnya, lanjut Moeldoko, pelaku penyerang pemuka agama akan ditindak tegas. Tidak ada tempat di negeri ini bagi mereka yang melakukan tindakan kekerasan.
“Entah itu tindakan kekerasan apalagi intoleransi, harus ditindak tegas,” ujar dia.
Mendadak Razia Orgil
Artikel ini ditulis oleh: