Jakarta, Aktual.com — Penyesuaian harga bahan bakar minyak bersubsidi yang akan diberlakukan April harus juga mengantisipasi inflasi yang tinggi.

“Mumpung harga minyak dunia sedang rendah dan inflasi juga demikian, bisa lakukan penyesuaian, namun jangan sampai tiga bulan ke depan ketika minyak dunia naik kita ikut naik karena akan menaikkan inflasi,” kata anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto di Hotel Royal Kuningan Jakarta, Selasa (29/3).

Menurut dia, harga BBM bersubsidi itu bisa diturunkan dengan nilai sebesar Rp400 sampai Rp500 per liter dengan mempertimbangkan pergerakan harga minyak dunia yang mulai merangkak naik belakangan ini.

Hal itu, kata dia bisa sebagai persiapan ketika periode Juli mendatang harga minyak dunia mengalami peningkatan signifikan, sehingga BBM tertekan harus ikut terkerek juga padahal pada saat itu ada momentum, puasa, lebaran, dan liburan sekolah.

“Maka lebih baik penurunan harga BBM saat ini dilakukan lebih hati-hati. Tetapi harga minyak itu kewenangan pemerintah. DPR hanya menentukan harga minyak mentah Indonesia dan volumenya, kami minta sesuai dengan minyak mentah. Mungkin Rp400 sampai Rp500.”

Penurunan harga yang tidak terlalu besar, kata dia, pasti akan menyisakan surplus dari penjualan BBM. Dia pun mengingatkan pemerintah agar transparan dalam penggunaan surplus ini, termasuk apabila akan dimasukkan untuk pendanaan DKE.

“Jika disiapkan untuk DKE kami maunya transparan. Jadi tergantung pemerintah, apakah akan pungut DKE dari situ atau disimpan sebagai persiapan operasional saat harga minyak naik, disubsidi.”

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu