Jakarta, Aktual.co —Peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai, mendesak pemimpin di Myanmar mengambil tindakan segera cegah penganiayaan terhadap warga Muslim Rohingya.
Dimana warga Rohingya di negara itu sebagian besar dianggap warga ilegal oleh Pemerintah Myanmar.
Perempuan berusia 17 tahun yang ditembak milisi di negara asalnya Pakistan itu mengatakan Rohingya pantas memperoleh hak dan peluang yang sama dengan warga Myanmar lainnya.
“Saya menyerukan kepada pemimpin Myanmar dan dunia untuk segera mengambil tindakan untuk menghentikan penganiayaan tidak manusiawi dari Burma (Myanmar) kepada kelompok minoritas Muslim Rohingya,” kata Malala, Senin (8/6).
Sambung dia, “Rohingya layak memiliki kewarganegaraan di negara tempat mereka lahir dan telah hidup selama beberapa generasi.” Myanmar menganggap Rohingya sebagai imigran ilegal dari Bangladesh, dan memberlakukan sejumlah pembatasan bagi mereka, seperti ukuran keluarga, gerakan dan akses ke pekerjaan.
Sebagian besar dari 1,3 juta warga Rohingya tidak memiliki kewarganegaraan dan puluhan ribu orang telah melarikan diri dari negara bagian Rakhine yang miskin setelah kekerasan komunal mematikan pada tahun 2012 yang memicu krisis imigran.
Runtuhnya jalur perdagangan manusia transnasional menyusul penumpasan di Thailand telah membuat lebih sulit bagi warga Rohingya melarikan diri dari penganiayaan, dan banyak dari mereka berakhir di kamp-kamp di wilayah terpencil di dekat perbatasan Myanmar-Bangladesh.
Diketahui, Malala diterbangkan ke Inggris untuk menjalani perawatan setelah kelompok Taliban Pakistan mencoba membunuhnya pada Oktober 2012, dan sekarang tinggal di London dengan keluarganya.
Artikel ini ditulis oleh: