Jakarta, Aktual.com — Konsorsium koperasi pertambangan rakyat meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) segera ‘turun tangan’ untuk mencegah potensi konflik sosial pada lahan pertambangan emas di Pulau Buru.

Bendahara umum konsorsium koperasi, Mansur Latakka mengkhawatirkan akibat PT Buana Pratama Sejahtera (BPS) ingin merampas lahan yang digarap oleh rakyat dengan melakukan teror terhadap para pekerja pertambangan rakyat yang dinaungi konsorsium koperasi, tindakan itu memicu meletusnya konflik sosial.

“Kita harap Kementerian ESDM turun melihat persoalan kita supaya ada solusi, agar pertambangan rakyat tetap jalan. Aksi premanisme yang mengancam para pekerja. Kita mengkhwatirkan konflik sosial. Kalau koperasi dihalang-halangi terus maka akan terjadi benturan,” kata Mansur di kantor Kementerian ESDM Jakarta, Senin (13/6).

Lebih lanjut menurut Mansur, tidak ada alasan utuk menghambat pertambangan rakyat, karena semua persyaratan sudah keluar, termasuk pajak ke negara sudah konsorsium Koperasi bayar.

“Namun sekarang tambang yang dikelola rakyat ditutup sudah 6 bulan atas asutan PT BPS,” pungkasnya.

Diketahui sebelumnya dia telah menemui pihak Kementerian ESDM untuk melaporkan perkara tersebut. Dia merasa pemerintah daerah tidak mampu mengatasi potensi konflik yang ada.

Adapun diketahui potensi kandungan emas pada lahan seluas 250 ha sekitar 1.750 Ton. Mansur berharap Kementerian ESDM segera menyelesaikan akar persoalan tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan