Jakarta, Aktual.Com-Ketua DPR Setya Novanto saat melaporkan kinerja Dewan pada masa persidangan II Tahun Sidang 2016-2017 mengatakan pada Sidang Paripurna DPR yang dipimpin Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (15/12/2016) telah menyetujui jika DPR menjadi tuan rumah Sidang ke-9 ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) Caucus Meeting yang akan diselenggarakan tahun 2017 depan.

“Sesuai dengan penandatanganan MoU AIPA Caucus Meeting yang dilaksanakan tanggal 16 Desember 2016,” kata Ketua DPR Setya Novanto saat melaporkan kinerja Dewan pada masa persidangan II Tahun Sidang 2016-2017.
Menurut Novanto dalam peran diplomasi parlemen, DPR telah mengirim Delegasi untuk menghadiri pertemuan dan sidang/konferensi organisasi parlemen internasional dan regional.
Pertama, Delegasi DPR RI mengahdiri Sidang Parliamentary Meeting on The occasion of The United Nations Climate ChangeConference Marrakesh (Morocco), 13 November 2016. “Dalam forum ini, DPR meminta PBB untuk memberi perhatian lebih besar kepada negara-negara berkembang karena masalah Climate Change di negara berkembang termasuk Indonesia dalam keadaan yang sangat mengkhawatirkan,” kata Novanto.
Kedua, Delegasi DPR RI dalam rangka Kunjungan Panitia Kerja Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) BKSAP DPR RI ke United Kingdom dan Wales, tanggal 27 November 3 Desember 2016. Delegasi ini bertujuan untuk memastikan bagaimana kebijakan perubahan iklim, pengelolaan sumber daya alam, hewan, dan pertanian di Negara tersebut.

Ketiga, lanjut Novanto, pihaknya tealah mengirim delegasi ke Sidang Parliamentary Forum at the Second High Level Meeting of Global Partnership for Effective Development Cooperation.

Keempat, Delegasi DPR-RI juga menghadiri Sidang 17th International Anti-Corruption Conference 2016, tanggal 15 Desember2016 Di Panama City, Panama. “DPR menyampaikan setidaknya ada tiga) tantangan utama dalam upaya pengembalian aset/asset recovery yaitu adanya perbedaan kerangka hukumantar negara, masih minimnya keterampilan teknis SDM dan kalah penting adalah lemahnya political will dan trust antarnegara.

Kelima, Focus Group Discussion (FGD) Panitia Kerja (Panja)Kerja Sama Antar Parlemen ASEAN membahas Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) dimana diimplementasikannya MEA tidak hanya membuka ruang bagi kebebasan arus lalu lintas barang dan jasa, tetapi juga tenaga kerja ahli.

Terakhir, The 9th Plenary session of Asian ParliamentaryAssembly (APA) di Siem Reap Kamboja tangal 27 November-2 Desember 2016. Forum ini bertujuan untuk berpartispasi aktif dan sekaligus mempererat kerja sama di antara Parlemen negara-negara anggota APA.

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs