Jakarta, Aktual.com – Generasi Milenial dan Z Indonesia Mempunyai Peran Sentral dalam Pemilu 2024
Pemilu 2024 di Indonesia akan diwarnai oleh peran kunci yang dimainkan oleh generasi Milenial dan Z. Dengan jumlah populasi yang mendominasi di kalangan pemilih, keduanya memiliki dampak signifikan terhadap dinamika demokrasi di negara ini. Preferensi mereka tidak hanya mempengaruhi hasil pemilihan, tetapi juga membentuk cara calon presiden menjalankan kampanye.
Jumlah dan Preferensi Generasi Milenial dan Z
Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), generasi Milenial dan Z memiliki total 113 juta pemilih atau 56,45 persen dari seluruh pemilih yang memenuhi syarat. Rincian data menunjukkan 66,8 juta dari mereka adalah Milenial dan 46,8 juta adalah Generasi Z.
Perubahan Preferensi Karakter Calon Presiden
Hasil survei oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan pergeseran yang signifikan dalam preferensi karakter calon presiden di kalangan generasi muda. Pada tahun 2022, karakteristik kepemimpinan yang jujur dan anti-korupsi menjadi sangat dihargai dengan presentase 34,8 persen. Angka ini mengalami lonjakan tajam dari hanya 11,1 persen pada tahun 2019.
Fokus pada Kompetensi dan Isu Strategis
Generasi muda mengutamakan kompetensi calon presiden dalam tiga aspek utama: kemampuan untuk menciptakan perubahan (28,7 persen), kepemimpinan dalam situasi krisis (21 persen), dan inovasi dalam merumuskan kebijakan (14,8 persen). Mereka mengenali tantangan yang mungkin timbul di masa depan dan merasa penting bagi calon presiden untuk memiliki kompetensi ini.
Isu-isu yang Diutamakan
Isu-isu kesejahteraan masyarakat (44,4 persen) dan lapangan pekerjaan (21,3 persen) menjadi perhatian utama generasi muda. Kehadiran resesi global menjadi salah satu faktor yang memperkuat urgensi menangani isu ekonomi dan kesejahteraan.
Sumber Informasi dan Teknologi
Generasi muda Indonesia kini lebih mudah mengakses informasi melalui teknologi. Internet dan media sosial menjadi sumber utama, dengan YouTube (65,41 persen) dan Facebook (60,24 persen) mendominasi. Namun, meskipun teknologi mempermudah akses, tidak semua generasi muda antusias untuk mencari informasi politik secara proaktif. Hanya informasi yang menjadi viral yang menarik minat mereka.
Tantangan dan Harapan
Meskipun generasi muda memiliki potensi untuk membentuk arah politik Indonesia, masih ada tantangan dalam mendorong mereka untuk aktif mencari informasi politik secara kritis. Namun, pergeseran preferensi dan perhatian terhadap isu-isu strategis menunjukkan potensi perubahan yang signifikan dalam partisipasi mereka dalam Pemilu 2024 dan masa depan demokrasi Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:
Ilyus Alfarizi