Jakarta, Aktual.com — Di tengah suasana mencekam perang harga minyak global yang berpengaruh pada perlambatan ekonomi di berbagai negara belahan dunia, Indonesia mempunyai peluang untuk menjadi pemenang dan mempengaruhi situasi global.
Berdasarkan analisa strategi Ekonom, Ichsanuddin Noorsy, bahwa Indonesia harus memainkan peran dan menempatkan diri bukan sebagai obyek, tapi sebagai subyek-obyek dan obyek-subyek.
“Saya menyebut posisi ini sebagai close-open circuit system. Dengan posisi ini, darah (sebagai kata ganti uang, atau utang luar negeri) tidak boleh dipasok dari pihak luar. Darah harus mengalir karena kerja otot dan syaraf sehingga melahirkan ketahanan dan pertahanan diri. Artinya, tidak semua sektor harus terbuka, tidak semua sektor harus tertutup,” tulisnya melalui pesan elektronik diterima Aktual.com, Selasa (12/1).
Ia menjabarkan, Indonesia harus mendayagunakan kelebihannya pada letak geografi untuk geopolitik ekonomi (termasuk garis pantai kedua terpanjang di dunia), luas wilayah, jumlah penduduk, dan kekayaan sumberdaya alam.
Jika Indonesia mengabaikan atau tidak menyadari potensi tersebut, maka Indonesia akan berada pada posisi sebagai obyek dari pergumulan ekonomi global secara tidak berkesudahan.
Selain itu, ancaman resesi 2016 bagi Indonesia akan menahan laju pertumbuhan ekonomi, menyurutkan putaran mesin perekonomian, dan memukul daya beli masyarakat.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan