Jakarta, Aktual.com – Dua kompetitor raksasa yaitu Grab dan Uber bertarung untuk menguasai pangsa pasar transportasi online di Asia Tenggara. Diperkirakan kontribusi nilai pertumbuhan ekonomi mencapai USD 13 Miliar pada tahun 2025 mendatang.

Grab, dengan pengalaman selama kurang lebih 4 tahun di pasar Asia Tenggara telah diback up dana sebesar USD 750 juta dari Softbank, pada September tahun 2016 silam.

Disisi lain, UBER yang telah meninggalkan Cina dan menjual perusahaan mereka ke Didi pada Agustus 2016, saat ini fokus pada pasar Asia Tenggara dengan cara menambah sumber daya sebanyak dua kali lipat dan meningkatkan teknologi yang mereka miliki. Dengan begini, kompetisi transportasi online di Asia Tenggara akan semakin panas.

“Research ini kami lakukan untuk mengindentifikasi dan membandingkan mode transportasi termurah antara 2 aplikasi transportasi paling terkenal itu dengan taxi konvensional di masing-masing negara Asia Tenggara. Research ini menunjukan bahwa Grab, Uber maupun Taxi konvensional memiliki komponen harga yang berbeda dan harga yang juga berbeda,” kata Marketing Executive Studi IPrice, Andrew Prasatya, Rabu (30/11)

Andrew melanjutkan. Di Indonesia, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makasar dan Bali kondisi jalanan akan padat pada jam pergi dan pulang kerja. Rata-rata masyarakat menghabiskan 1-3 jam di jalanan.

Kondisi jalanan seperti ini mendorong masyarakat untuk memilih mode transportasi yang paling murah, paling cepat dan paling mudah untuk didapatkan. Setidaknya saat ini ada 3 pilihan transpotasi utama yang dapat dipilih, yaitu Taxi konvensional atau
tranportasi online seperti Uber dan Grab.

;Walaupun terjadi perdebatan dari sisi regulasi dengan pemerintah dan juga pengendara taxi konvensional, pelanggan akan tetap menjadi raja. Masyarakat Indonesia akan memilih transportasi yang memiliki pelayanan terbaik dan harga termurah. Apakah Taxi konvensional lama-kelamaan akan hilang karena kalah bersaing dengan Grab dan Uber? Atau tetap memiliki tempat di hati masyarakat?,” tandasnya.[Dadangsah Dapunta]

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid