Jakarta, Aktual.co — Pasukan Libya hari ini, Senin (19/1) menyerukan gencatan senjata dengan milisi-milisi yang terlibat dalam pertempuran, pasca jatuhnya pemerintahan Muammar Khadafi.  Gencatan senjata tersebut disebut-sebut berkat usaha pendekatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakhiri perang yang sudah banyak memakan ribuan korban itu.

“Kami menyatakan gencatan senjata pada Minggu malam,” terang juru bicara pihak militer yang akan terus mengejar ‘teroris’, terkait pembicaraan damai yang diusulkan PBB dalam perundingan di kota Jenewa pada pekan depan.

Namun demikian, tentara Libya mengaku masih akan terus memburu milisi-milisi yang diduga kerap melakukan aksi teror di Libya. Tentara Libya akan terus memelihara situasi gencatan senjata ini sampai digelarnya pertemun perdamian di Jenewa, pada minggu depan.

Sementara itu, tentara Libya berjanji akan terus memantau daerah-daerah yang berpotensi terjadi bentrokan, dimana sudah dijaga ketat oleh pasukan perdamaian PBB. Tak hanya memantau daerah konflik, tentara Libya juga akan mencegah masuknya peredaran  amunisi dan senjata bagi para milisi di Libya.

“Tentara juga diberikan hak untuk membela diri jika mendapat serangan dari pihak milisi,” ujar juru bicara militer Libya, Kolonel Ahmad Mesmari, seperti dilansir dari AFP.

Disisi lain, pasukan gabungan PBB-Libya yakin gencatan senjata tersebut akan memberikan dampak yang signifikan terhadap proses resolusi perdamaian di negara Afrika Utara tersebut.

Resolusi perdamaian ini juga akan membangun stabilitas keamanan guna memerangi tindakan terorisme dan gerakan milisi di Libya. Tentara Libya akan tetap membuka semua jalur bantuan kemanusiaan pada korban terutama di pusat konflik kota Benghazi

“Semua faksi atau milisi Libya setuju akan membentuk satu persatuan pemerintahan yang masih akan dibahas di meja perundingan damai Jenewa,” tandas Ahmad.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang