Bangkok, Aktual.com – Militer Thailand mengumumkan pemberlakuan keadaan darurat militer di delapan distrik yang berbatasan dengan Kamboja, yakni tujuh distrik di Chanthaburi dan satu distrik di Trat. Pemberlakukan darurat militer ini dilakukan di tengah situasi saling serang negara tersebut dengan militer Thailand.
Dilansir dari NDTV, status darurat militer diberlakukan di beberapa wilayah di Chanthaburi dan Trat oleh militer Thailand di tengah meningkatnya konflik dengan Kamboja. Perintah ini memberikan kewenangan luas kepada pasukan keamanan di beberapa distrik perbatasan utama. Status darurat militer ini diberlakukan berdasarkan Undang-Undang Darurat Militer Thailand tahun 1914.
Pada Jumat malam (25/7), Komandan Pertahanan Perbatasan militer Provinsi Chanthaburi dan Trat, Apichart Sapprasert mengatakan bahwa “darurat militer sekarang berlaku” di delapan distrik yang disebutkan, dengan alasan ”penggunaan kekuatan oleh Kamboja untuk memasuki wilayah Thailand”.
Sementara dilansir dari Al Jazeera, distrik-distrik yang kini berstatus darurat militer adalah Mueang Chanthaburi, Tha Mai, Makham, Laem Sing, Kaeng Hang Maew, Na Yai Am, dan Khao Khitchakut di Provinsi Chanthaburi dan Khao Saming di Provinsi Trat.
Untuk diketahui, dengan adanya pemberlakuan Darurat Militer di Thailand, maka militer memiliki wewenang penuh atas wilayah sipil. Mereka dapat menahan orang tanpa dakwaan, menggeledah rumah tanpa surat perintah, mengontrol media, membatasi pergerakan, dan memberlakukan jam malam. Pada dasarnya, darurat militer menempatkan militer sebagai penanggung jawab keamanan dan ketertiban sipil, menangguhkan banyak perlindungan hukum yang lazim.
138 Ribu Warga Thailand Diungsikan
Hingga Jumat malam (25/7) waktu setempat, pemerintah Thailand telah mengevakuasi lebih dari 138 ribu orang yang tinggal dekat perbatasan dengan Kamboja. Sedangkan laporan terakhir menyebutkan, korban jiwa di pihak Thailand 14 orang warga sipil dan seorang tentara, korban luka tercatat 46 orang termasuk 15 serdadu.
Bukan hanya itu, pemerintah Thailand juga sudah memerintahkan penutupan 751 sekolah di 7 provinsi perbatasan akibat eskalasi bentrokan dengan Kamboja. Tercatat ratusan sekolah yang ditutup itu di Surin, Sisaket, Sa Kaeo, Buriram, Ubon, Chanthaburi, dan Amnat Charoen. Rencana darurat diaktifkan untuk membantu siswa dan keluarga.
Untuk diketahui, sepanjang hari Jumat terus terjadi saling serang antara militer Thailand dan Kamboja. Ratusan roket artileri berat dikerahkan oleh kedua negara untuk saling menyerang di sepanjang perbatasan.
Militer Kamboja mengerahkan ratusan unit MLRS (Multiple Launch Rocket System/Sistem Peluncur Roket Ganda), termasuk sistem Roket BM-21 Grad buatan Rusia dan RM-70 buatan Ceko yang mampu menembakkan meriam kaliber 122 mm berulang kali secara cepat, dengan jangkauan 20 kilometer.
(Indra Bonaparte)

















