Jakarta, Aktual.co —  Kanker merupakan salah satu penyakit yang mempunyai tingkat risiko kematian tinggi. Berbagai upaya dilakukan untuk lepas dari jeratan penyakit ini. Tidaklah murah untuk merawat dan menyembuhkan kondisi tubuh yang sakit parah.
Salah satu kanker paling banyak merenggut nyawa adalah kanker payudara. Beberapa data menunjukkan kanker yang sering menyerang pada wanita ini telah memiliki tingkat kematian tinggi karena kurangnya pengetahuan pada masyarakat untuk mendeteksi dini, sehingga sering terlambat penanganannya.
Usaha Pencegahan Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Veronica Basuki Tjahaja Purnama mengatakan pola makan yang bergizi dan teratur pada konsumsi sehari-hari, dapat mengurangi risiko timbulnya segala jenis kanker.
“Makan yang bersih, teratur dan bergizi setidaknya dapat mencegah munculnya bibit-bibit kanker di dalam tubuh,” katanya.
Selain pola makan, pemeriksaan kesehatan secara rutin lebih dianjurkan untuk mendapat penanganan pencegahan yang paling tepat dari dokter.
“Bisa langsung rutin ke rumah sakit untuk sekedar cek kesehatan atau USG biasa,” ujarnya.
Berolahraga teratur juga menjadi pilihan gaya hidup yang bisa mencegah penyakit kanker secara dini. Menurutnya, kanker disebabkan oleh 10 persen keturunan secara genetik, sisanya muncul dari kurangnya kesadaran menjaga kesehatan diri baik dari dalam maupun luar tubuh.
“Masyarakat banyak yang belum tahu mengenai pencegahan-pencegahan dini melawan kanker, hal ini adalah masalah serius,” tutur Veronica.
Masyarakat luas sering mengonsumsi minyak goreng bekas berkali-kali, tanpa disadari hal ini telah memicu bibit kanker. “Kami imbau untuk lebih mencintai diri sendiri dan keluarga terkait kesehatan pribadi, supaya kanker bisa dicegah,” ucapnya.
Dari lingkungan terkecil mulai dari diri sendiri dan keluarga, segala upaya pencegahan dapat dilakukan secara maksimal. Usaha ini tidak serta merta dapat menghilangkan penyakitnya namun, setidaknya ada usaha lebih untuk memerangi resiko terbesar yaitu kematian.
Keluarga terdekat bisa membantu pasien wanita dengan advanced breast cancer (aBC) atau kanker payudara mendapat hasil pengobatan yang lebih baik, kata Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Provinsi DKI Jakarta Veronica Basuki Tjahaya Purnama T.
“Keluarga sangat berperan dalam memberikan dukungan dan pendampingan menjalani terapi, serta mencarikan juga memastikan wanita dengan aBC menjalani pengobatan di rumah sakit yang tepat,” katanya dalam Diskusi SEHATI Bicara bertema “Early vs Advanced Breast Cancer”.
Veronica menjelaskan sebagian besar wanita penderita kanker payudara stadium lanjut menghadapi kesulitan dalam mendapatkan informasi terkait dengan penatalaksanaan kanker payudara.
“Selain keluarga, dukungan lainnya yaitu 82 persen berasal dari perawat, 81 persen dari dokter dan 78 persen dari teman kerja,” ujarnya.
Selain itu, menurut Veronica, pihaknya juga ingin menyebarluaskan keberadaan palliative center (pusat pelatihan pengembangan perawatan paliatif) YKI bagi wanita dengan aBC.
Dia berkata timnya akan memberikan motivasi dan mendampingi pasien dalam melewati masa sulitnya, serta terus berupaya meningkatkan kualitas hidup pasien agar bisa menjalani hidup dengan positif.
Karena semakin banyaknya penderita penyakit ini,Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta rencananya akan membangun dua ruang khusus perawatan paliatif yaitu perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh atau holistik untuk meningkatkan kualitas hidup bagi penderita kanker.
Istri dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) mengatakan dua ruang khusus perawatan paliatif ini akan dibangun di setiap rumah sakit umum daerah yang ada di wilayah DKI Jakarta.
“Ruang khusus perawatan paliatif ini akan digunakan untuk rawat jalan bagi para penderita kanker, serta tempat di mana rohaniawan akan memberikan bimbingan sebagai terapi,” katanya.
Menurut dia, perawatan kanker tidak hanya berkisar pada operasi dan obat, tetapi juga pada terapi seperti perawatan paliatif.
“Nantinya YKI akan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat dalam hal pengelolaan ruang khusus perawatan paliatif ini seperti dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta,” ujarnya.
Veronica juga menuturkan bahwa pihaknya juga berencana akan membangun rumah sakit kanker, di mana ruang perawatan paliatif ini akan dibangun di sampingnya.
“Ruang perawatan paliatif ini sengaja dibangun agar penderita kanker tidak memiliki tekanan ketika hendak memeriksakan diri atau berobat,” imbuhnya.
Dia menambahkan pembangunan rumah sakit kanker maupun ruang perawatan paliatif ini merupakan sebuah obsesi kemanusiaan YKI bagi para penderita kanker yang terkadang mengesampingkan bahaya penyakit ini.

Artikel ini ditulis oleh: