Jakarta, Aktual.com – Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) menyatakan optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dapat terjaga di level 5% pada tahun ini, meskipun sejumlah wilayah di Sumatra tengah dilanda bencana besar. Inflasi yang terkendali disebut menjadi bantalan kuat yang menjaga stabilitas makro serta menopang daya beli masyarakat.
Ketua Umum Perbanas, Hery Gunardi, menyebut prospek ekonomi nasional tetap solid memasuki 2026.
“Ini tercermin dari proyeksi seluruh anggota kami yang melihat pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,0–5,2%,” ujarnya dalam forum Economic Outlook 2026 di Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Sementara itu, Ketua Bidang Riset dan Kajian Ekonomi Perbankan Perbanas, Aviliani, mengingatkan bahwa dampak bencana di Sumatra berpotensi menekan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, skala kerusakan yang terjadi cukup besar sehingga perlu dihitung secara komprehensif.
“Kalau kita lihat asumsinya memang 5% sampai akhir tahun. Tapi dengan adanya bencana ini tentu harus dilihat lagi karena cukup besar yang di Sumatra. Dampak ekonominya juga besar,” kata Aviliani.
Meski begitu, ia menilai target pertumbuhan 5% masih sangat realistis. Kontribusi ekonomi dari wilayah di luar daerah terdampak bencana disebut tetap kuat dan mampu menjadi penopang.
“Yang tadinya 5,2%. Untuk mencapai 5% masih bisa lah,” ujarnya.
Aviliani menambahkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini masih dalam tahap pendalaman serta verifikasi data terkait kondisi perbankan pascabencana. Namun ia memastikan sektor jasa keuangan telah menyiapkan serangkaian langkah mitigasi untuk menjaga stabilitas.
“Pasti akan diberikan berbagai kebijakan yang mendukung perbankan agar NPL-nya tidak menjadi tinggi. Ada yang mungkin direstrukturisasi, ada yang kemudian dihapus bukukan,” paparnya.
Dengan inflasi yang tetap rendah, konsumsi masyarakat stabil, dan respons kebijakan yang cepat, Perbanas menilai fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat untuk menahan tekanan akibat bencana besar yang melanda Sumatra.
(RACHMA PUTRI)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka Permadhi

















