Fes, Maroko, Aktual.com – Bagi seorang sufi irfani, Al-Hulūl Wal-Ittihād (persemayaman dan penyatuan) adalah pandangan tauhid yang menyimpang. Berkata Sidi Abdul Aziz Bin Shiddiq Al-Ghumari dalam Itsbātul-Maziyah:
القول بالاتحاد والحلول كفر ووندقة بلا جدال، لأن الاتحاد معناه اتحاد شيء بشيء آخر، يعني أن هناك شيئين اتحدا، وكذلك الحلول، معناه حلول شيء في آخر وتخلله به.
“Pandangan Al-Ittihād Wal-Hulūl (atau Al-Hulūl Wal-Ittihād) adalah pandangan yang kufur atau sekurang-kurangnya zindiq. Sebab Al-Ittihād (penyatuan) maknanya adalah penyatuan sesuatu yang ‘ada’ dengan sesuatu yang lain yang juga ‘ada’, atau dengan kata lain ada dua yang ‘ada’ kemudian menyatu. Begitu pula Al-Hulūl (persemayaman), maknanya adalah bersemayamnya sesuatu yang ‘ada’ di dalam sesuatu lain yang juga ‘ada’.”
Berbeda dengan Wihdatul-Wujūd (atau dalam istilah lain; At-Tauhīdul-Wujūdī). Pandangan ini meyakini bahwa hakikat yang ‘ada’ (atau dalam bahasa arab; Al-Wujūd) hanya satu, yaitu Allah SWT. Adapun selain Allah SWT itu hakikatnya tidak ada (atau tidak memiliki sifat ‘ada’). Sebagaimana kelanjutan kalam Sidi Abdul Aziz:
لا يثبتون حقيقتهم المفروضة أبدا، حتى يلزمهم القول بالاتحاد أو الحلول، بل لا يكون عندهم الوجود إلا واحدا لا تعدد فيه، ولا ثاني له، حتى يقع الاتحاد أو الحلول.
“Mereka (para penganut Wihdatul-Wujūd) sama sekali tidak memandang bahwa selain Allah SWT itu ‘ada’ secara hakikat. Sehingga mereka selamat dari tergelincir ke dalam pandangan Al-Ittihād (penyatuan) maupun Al-Hulūl (persemayaman). Mereka (para penganut Wihdatul-Wujūd) bahkan memandang bahwa Yang Maha Ada itu hanya satu. Tidak ada Yang Maha Ada selain-Nya.”
Jadi beda pandangan Al-Hulūl Wal-Ittihād dengan Wihdatul-Wujūd itu hanya tipis. Al-Hulūl Wal-Ittihād memandang bahwa selain Allah SWT ada yang memiliki sifat ‘ada’, sedangkan Wihdatul-Wujūd menafikan sifat ‘ada’ selain Yang Maha Ada.
Oleh karena itu, menafikan ‘ada’-nya selain Allah SWT adalah salah satu kewajiban seorang sufi irfani. Berkata Sidi Abdul Aziz:
لأن رفض السوى، وهو كل ما سوى الحق، فرض من فروض مذهب أهل الله.
“Menolak ‘ada’-nya yang lain, yakni segala sesuatu selain Allah SWT, adalah sebuah kefarduan dari banyak kefarduan mazhab sufi.”
Adhli Al-Qarni
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin