Dahnil Anzar Simanjuntak (tengah), Ray Rangkuti (kiri) dan anggota lainnya yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Keadilan bersama Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati (kanan) memberi keterangan pers usai menyerahkan uang senilai Rp100 juta kepada KPK di KPK, Jakarta, Kamis (19/5). Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Keadilan meminta KPK menyelidiki asal muasal uang Rp100 juta yang diserahkan Densus 88 kepada keluarga terduga pelaku terorisme Suyono karena uang tersebut diduga merupakan hasil gratifikasi yang diterima Densus 88. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/aww/16.

Yogyakarta, Aktual.com – Ketum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengimbau Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (Kokam) Muhammadiyah agar tak perlu ikut lakukan pengamanan Gereja jelang dan saat Natal dan tahun baru nanti.

“Jangan sampai keikutsertan Kokam melakukan pengamanan membangun kesan seolah umat Kristiani yang merayakan Natal dan tahun baru dibawah ancaman umat lain,” ujarnya, Selasa (20/12).

Sebab sejatinya menurut Dahnil pihaknya percaya umat beragama di Indonesia sudah memahami pentingnya toleransi yang otentik.

Tugas pengamanan merupakan tanggung jawab Kepolisian Republik Indonesia, karenanya Pemuda Muhammadiyah percaya penuh dan tidak pernah ragu dengan kemampuan pihak Polri untuk menjaga keamanan perayaan Natal dan tahun baru.

Dahnil meminta Kokam Pemuda Muhammadiyah diseluruh Indonesia cukup membantu pihak kepolisian memastikan lingkungan sekitar agar aman dan nyaman selama perayaan nanti.

Kokam Pemuda Muhammadiyah baru akan ikut dan wajib lakukan pengamanan bila ada fakta ancaman dan perusakan rumah ibadah pada pelaksanaan Natal oleh kelompok tertentu. “Karena ajaran Islam terang dan tegas melarang merusak tempat ibadah seperti ditegaskan di Surah Al-Hajj ayat 40,” jelasnya.

Siapa pun yang mengganggu pelaksanaan ibadah agama lain, Dahnil menganggap jelas hal itu adalah ancaman bagi kebebasan beragama serta bertentangan dengan ajaran Islam yang dipahami Pemuda Muhammadiyah.

Termasuk juga ancaman terhadap Pancasila sebagai falsafah bersama dalam berbangsa dan bernegara, dimana selama ini ikut dijaga dan dipertahankan Kokam Pemuda Muhammadiyah.

“Terakhir, kewajiban seluruh kader Kokam Pemuda Muhammadiyah menampilkan sikap dan perilaku toleransi nan otentik, bukan toleransi yang penuh kepura-puraan dan simbolik,” tambahnya.

Kader Kokam Pemuda Muhammadiyah dituntut selalu membuka diri merawat karakter gotong royong dan tolong menolong di lingkungan masing-masing, dengan siapa saja tanpa melihat agama, suku dan keberagaman lainnya.(Nelson Nafis)

Artikel ini ditulis oleh:

Nelson Nafis
Andy Abdul Hamid