Capres Dari PDIP, Ganjar Pranowo (kiri) berjabat tangan dengan Capres dari Gerindra, Prabowo Subianto (kanan).

Jakarta, Aktual.com – Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang diinisiasi oleh Prabowo Subianto mengubah namanya menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM) nampaknya ada beberapa alasan strategis di balik perubahan ini.

Pertama, pergantian nama ini terjadi seiring dengan bergabungnya Partai Golkar dan PAN. Nama KKIR sendiri sebelumnya merupakan akronim dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dua partai pendukung utama Prabowo.

“Pergantian nama ini dapat diartikan sebagai upaya Prabowo untuk mengakomodasi partai-partai baru dalam koalisi,” kata Direktur Eksekutif SCL Taktika Konsultan, Iqbal Themi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Selain itu, empat partai yang masuk dalam koalisi ini sama-sama berasal dari Kabinet Indonesia Maju, sehingga nama baru ini menjadi lebih relevan dan mudah diterima oleh publik.

Namun yang lebih menarik adalah potensi implikasi politis dari pergantian nama ini. Menurut Iqbal, dengan memakai nama KIM, Prabowo tampaknya ingin mempertegas adanya restu dari Presiden Jokowi untuk pencalonannya.

“Ini strategis untuk membangun persepsi dan kepercayaan publik bahwa Prabowo adalah calon presiden yang akan melanjutkan kepemimpinan Jokowi,” tambahnya.

Tak hanya berpotensi menguntungkan Prabowo, nama baru ini juga bisa mempengaruhi dukungan terhadap Ganjar Pranowo, calon lain yang berasal dari partai yang sama dengan Jokowi, yaitu PDI Perjuangan.

“Jika Ganjar tidak mendapatkan dukungan penuh dari Jokowi, ini bisa menjadi hambatan baginya,” jelas Iqbal.

Pergantian nama ini membuka banyak pertanyaan, salah satunya adalah apakah ini sebuah refleksi tersembunyi dari dukungan Jokowi atau sekadar manuver politik.

“Bagaimanapun, langkah ini jelas menambah dinamika dalam peta politik menjelang Pilpres 2024,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: