Ia meyakini Indonesia akan mengambil langkah “soft diplomacy” untuk merespon kasus etnis Uighur mengingat besarnya investasi negeri tirai bambu itu yang ditanam di dalam negeri.
Soft diplomacy akan diambil oleh Indonesia untuk menghindari balasan pemerintah Cina seperti embargo, ujar dia.
Secara global, lanjut dia, ketergantungan terhadap Cina begitu besar. Negara-negara Islam maupun Afrika itu tergantung dari investasi Cina.
“Kita tidak bisa memungkiri fakta itu bahwa banyak negara yang tergantung dengan investasi Cina. Jadi di luar masalah kemanusiaan, kalkulasi politik menjadi pertimbangan untuk memberi respon. Karena pernyataan apapun kan pernyataan politik. Sementara respon keras pasti akan memberikan feed back balik,” ungkap dia.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: