“Hal itu ditandai dengan meningkatnya peringkat ease of doing business (EODB) dari 120 pada 2014 naik ke posisi 72 tahun ini,” kata dia.
Namun demikian, katanya, masalahnya adalah masih dipertanyakan ekonomi Indonesia yang belum tumbuh signifikan sesuai target itu.
“Apalagi di sisi lain, potensi pelemahan rupiah juga karena terimbas kenaikan USD dan EUR seiring dengan membaiknya data-data ekonomi di keduanya. Sempat mengalami pelemahan namun, di akhir perdagangan mampu kembali menguat,” jelas dia.
Pergerakan Rupiah yang mampu kembali bertahan dengan terapresiasi di tengah penguatan laju USD dan EUR diharapkan dapat kembali berlanjut.
“Makanya, pelaku pasar harus mewaspadai potensi pelemahan setelah beberapa hari sebelumnya mengalami penguatan itu,” kata Reza.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid