Jakarta, Aktual.com – Partai Perindo menyambut baik paket kebijakan ekonomi jilid III yang memfokuskan pada perbaikan dan kemudahan iklim usaha serta kejelasan pengurusan perizinan dan syarat berusaha di Indonesia. Terlebih dalam paket tersebut ada upaya reformasi birokrasi. Hal yang dinilai sangat diperlukan dan penting bagi dunia usaha.

“‎Kami menyambut baik paket ekonomi jilid 3, ada reformasi birokrasi, memang itu sangat diperlukan dan penting,” terang Ketua DPP Partai Perindo, Hendrik Kawilarang Luntungan, disela-sela HUT Ke-1 Partai Perindo di Jakarta, Kamis (8/10).

Perindo berharap, setelah keluarnya paket kebijakan ekonomi jilid III nantinya dijabarkan juga mengenai arah pembangunan ekonomi jangka panjang. Dengan kata lain, pemerintah bukan hanya mengatasi masalah-masalah ekonomi jangka pendek. Sebab masyarakat Indonesia menginginkan arah dan kejelasan pembangunan ekonomi ke depan.

“Mau dibawa kemana pembangunan ekonomi Indonesia 10 tahun ke depan? Perindo berharap ada penguatan industri lokal,” jelas Hendrik, sapaan akrabnya.

Industri lokal dimaksud utamanya industri dasar dan stategis seperti baja. Selain itu juga mengenai hulurisasi industri untuk menekan impor bahan baku sehingga tidak rentan ditimpa krisis jika ada fluktuasi mata uang dan pemecahan masalah distribusi antar pulau. Berikutnya pembenahan sistem sistim transportasi laut yang selam ini menyebabkan pemerataan pembangunan ekonomi menjadi sulit.

Ditambahkan dia, ‎Indonesia sebenarnya belum tentu kekurangan beras, garam, kedelai dan kebutuhan dasar masyarakat lainnya. Akan tetapi, karena lemahnya infrastruktur laut menyebabkan harga-harga kebutuhan tersebut tinggi.

“Lebih murah mengimpor daripada mendistribusikan komoditi-komoditi antar pulau, biaya kapal laut dari luar negeri ke dalam negeri lebih murah daripada biaya kapal laut domestik,” ucap Ketua DPP Perindo Bidang Perindustrian dan Perdagangan itu.

“Indonesia perlu membangun kembali maskapai laut seperti Djakarta Lloyd sebagai agen pembangunan transportasi laut, (karena) 80 persen shipping liner Indonesia dimiliki asing,” sambungnya.

Artikel ini ditulis oleh: