Lhokseumawe, Aktual.com – Tsunami Aceh pada penghujung 2004 telah mengejutkan dunia. Indonesia pun menjadi perhatian dunia selama periode akhir 2004 hingga 2005 karena bencana ini telah mengakibatkan ratusan ribu orang meninggal dunia.
Rabu (26/12) besok, tsunami yang muncul akibat gempa tektonik sebesar 9,1 Skala Ritcher (SR) di Samudera Hindia ini genap 24 tahun.
Memperingati 24 tahun tsunami yang telah meluluhlantakkan sebagian besar wilyah Aceh ini, masyarakat pesisir di Kabupaten Aceh Utara, menggelar doa bersama.
Penglima Laot (lembaga hukum adat Laot) Kabupaten Aceh Utara, Ismail Insya mengatakan, peringatan musibah tsunami tersebut tidak terfokus pada satu tempat, akan tetapi di kampung-kampung dan juga kecamatan pesisir.
“Kegiatan doa bersama tidak dilakukan pada satu tempat saja, akan tetapi dilakukan pada masing-masing kampung ataupun dibuat oleh kecamatan yang pernah merasakan dampak bencana alam tersebut,” ujar Panglima Laot, Selasa (25/12).
Dikatakan, selain doa bersama, juga diadakan kenduri bersama antar warga nelayan.
Begitu juga pelaksanaan doa bersama tidak dilakukan secara serentak pada hari trersebut namun menurut kesiapan masing-masing kampung atau kecamatan.
“Untuk Rabu (26/12) ada doa bersama di Kecamatan Senuddon, Aceh Utara, sedangkan di kecamatan lain pada pada Sabtu (29/12). Jadi tidak serentak, sangat tergantung dari kesiapan warga dan perangkat warga setempat,” terang Panglima Laot Aceh Utara tersebut.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan