Jakarta, Aktual.co — Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia, di Ketewel, Kabupaten Gianyar menggelar diskusi dan pemutaran film dalam memperingati Hari Kartini, 21 April 2015.
“Kegiatan itu bekerja sama dengan Kalyana Shira Foundation, Alliance Franaise Bali, dan Institut Franais d’Indonesie (IFI) dan Konsulat Jenderal Jepang,” kata Koordinator kegiatan tersebut Vanesa Martida di Denpasar, Senin (20/4).
Ia mengatakan, bahwa kegiatan tersebut menyuguhkan sejumlah judul film lintas bangsa yang memperbincangkan sosok dan problematik seputar perempuan.
Kaum perempuan selama ini menjadi objek yang senantiasa diperbincangkan dalam film. Film yang ditampilkan karya sutradara perempuan, peraih berbagai penghargaan internasional yang menarik untuk disimak.
Vanesa Martida mengatakan tiga judul film yang ditampilkan tersebut, antara lain Perempuan Punya Cerita (Sutradara Nia Dinata), Hanky Densha (Sutradara Yoshishige Miyake) dan Tanah Mama (Sutradara Asrida Elizabeth).
Ketiga film tersebut menggambarkan fragmen kisah hidup perempuan berikut problematik yang dialaminya mulai dari kota-kota besar di Indonesia hingga Jepang, berikut problem ketidakadilan yang dialami perempuan di Papua.
Acara dimaknai dengan pertunjukan nyanyian seriosa oleh Keshia, khusus membawakan lagu-lagu yang melatarbelakangi film-film ternama.
Selain itu, juga diputar film suguhan apik sinema karya sutradara mumpuni Indonesia, Garin Nugroho, bertajuk Daun di Atas Bantal.
Film tersebut mengisahkan tentang perjuangan hidup seorang perempuan bernama Asih (dibintangi oleh Christine Hakim) yang berupaya merawat tiga anak jalanan yang dianggapnya sebagai anak sendiri dengan segala masalah dan tantangan yang menyertainya.
Kegiatan tersebut juga dirangkai dengan sesi diskusi yang membahas lebih jauh mengenai problematik yang dialami oleh perempuan baik yang terefleksikan dalam sinema maupun realitas yang terjadi di Indonesia, khususnya Bali, bersama pembicara Ni Putu Sri Harta Mimba, PhD, seorang dosen Universitas Udayana yang aktif dalam kegiatan pemberdayaan perempuan.
Sri Harta Mimba mengatakan mengenai pentingnya meraih pendidikan setinggi-tingginya bagi semua perempuan berbagai kalangan agar memiliki kemampuan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi.
Meskipun pendidikan formal penting untuk ditempuh, katanya, pendidikan secara informal juga tidak boleh terabaikan.
Artikel ini ditulis oleh:
















