Jakarta Pusat, Aktual.com – Dalam rangka memperingati Hari Puisi Nasional yang jatuh pada hari ini atau tepatnya 26 Juli 2023, Srikandi Ganjar merangkul kaum milenial untuk menghargai karya para sastrawan terdahulu.
Melalui pelatihan pembuatan dan pengejaan puisi, loyalis Ganjar Pranowo itu ingin agar para milenial mengekspresikan dirinya secara positif lewat karya.
Acara yang menyasar generasi z itu berlangsung di Jalan Taman Matraman Timur, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta pada Rabu (26/7/2023).
“Memperingati Hari Puisi Nasional jadi kami mengadakan pelatihan mengenai puisi, karna kami mengapresiasi sastrawan yang sudah menciptakan puisi itu sendiri dan karya-karya selama ini,” ujar Korwil Srikandi Ganjar Jabodetabek, Wahyuni Safitri.
Perempuan yang akrab disapa Fitri itu mengatakan, adanya pelatihan sebagai wadah untuk memperkenalkan puisi agar milenial makin tertarik pada karya sastra tersebut.
Selain itu, Fitri juga ingin agar kaum milenial makin kreatif untuk mengeksplor bakat dalam dirinya. Dengan demikian, para peserta nantinya diharapkan bisa memiliki bekal jika mereka ingin berkecimpung di dunia sastra puisi.
“Kami memperkenalkan kepada mereka puisi. Harapannya gen z ini mau terus mengeksplor diri mereka agar mereka selalu mencintai puisi dan mereka tidak memendam bakat itu. Jadi, mereka dengan adanya wadah ini punya bekal untuk ke depannya mengembangkan karya-karya mereka,” jelas Fitri.
Pada kesempatan itu, Co-founder Komunitas Voice Of Cita bernama Rini Asriasni dihadirkan sebagai pemateri. Dalam pemaparannya, Rini menyampaikan mengenai tips dan trik membuat puisi. Kemudian, Rini juga mengajarkan para peserta cara membaca puisi.
“Kami melihat penyakit anak muda itu ketika merasakan sesuatu itu suka melakukan hal-hal yang di luar ekspektasi. Tapi harapannya ketika teman-teman merasakan kesedihan, itu tidak menyalurkan pada hal-hal yang negatif, tapi bisa menyalurkan dalam bentuk menulis puisi,” kata Rini.
Rini berharap, nantinya para peserta makin mahir dalam membuat bait-bait puisi yang indah. Sehingga tercipta bibit-bibit sastrawan unggul yang dapat meneruskan perjuangan penyair terdahulu.
“Harapannya peserta bisa membuat puisi dengan baik, bisa buat buku atau segala macamnya. Karena puisi itu harus punya ruh dan teman-teman harus menghidupkan puisi yang dia buat,” sebut Rini.
Dia menilai, pelatihan itu berjalan sangat meriah dan penuh antusias dari peserta. Sebab, para peserta aktif terlibat selama acara berlangsung bahkan saat sesi tanya jawab diadakan.
“Saya rasa antusias peserta cukup bagus, karena melihat teman-teman menyimak dengan baik, juga mereka antusias untuk membacakan puisinya. Ternyata mereka punya banyak perasaan dalam diri mereka, tiba-tiba disuruh buat puisi mereka antusias mau menuangkan perasaannya,” pungkas Rini.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan